HARIAN DISWAY - Kementerian Agama (Kemenag) resmi merilis e-Book Bimbingan Manasik Haji dan Umrah 2025 yang bisa diakses secara digital melalui gadget atau ponsel pintar.
Selain memuat tuntunan teknis pelaksanaan ibadah haji, buku tersebut juga mengupas makna spiritual di balik setiap simbol manasik, mengantar jamaah menuju pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna.
"Kami sengaja menghadirkan versi e-book agar jamaah bisa dengan mudah mengakses panduan manasik haji dan umrah kapan saja melalui ponsel mereka," ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam acara peluncuran e-book di Jakarta, Jumat, 14 Maret 2025.
Menurutnya, e-book itu tidak hanya berisi aspek fikih seperti rukun, wajib, dan sunnah dalam ibadah haji dan umrah, tetapi juga menjelaskan makna spiritual di balik setiap simbol ibadah.
Pemahaman tersebut diharapkan dapat memperkuat penghayatan jamaah terhadap kesakralan ibadah haji dan umrah.
"Setiap simbol dalam ibadah haji memiliki makna yang dalam. E-book ini akan membantu jamaah memahami makna simbolik tersebut sehingga ibadah yang dijalankan bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi juga pengalaman spiritual yang membekas," tambahnya.
BACA JUGA:Garuda Siapkan 14 Pesawat Haji 2025, Layani 90.933 Jemaah ke Tanah Suci
Empat Bagian Utama e-Book Manasik
E-book terdiri dari empat bagian utama yang dirancang untuk memberikan panduan menyeluruh kepada jamaah, yaitu:
- Doa dan Dzikir Haji dan Umrah – Panduan lengkap doa dan dzikir yang dianjurkan selama pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
- Penjelasan Makna Spiritual Ibadah Haji – Ulasan tentang filosofi di balik setiap rukun dan ritual haji, memberikan makna mendalam bagi jamaah.
- Infografis Manasik Haji – Tampilan visual yang mempermudah pemahaman tentang urutan dan tata cara pelaksanaan ibadah.
- Tuntunan Manasik Haji – Petunjuk teknis lengkap tentang pelaksanaan manasik haji dan umrah sesuai dengan ketentuan fikih yang berlaku.
BACA JUGA:Baru Separuh Jemaah Lunasi Biaya Haji 2025, Kemenag Jatim Ungkap Kendalanya
Sebagai contoh, e-book itu menjelaskan makna berpakaian ihram saat wukuf di Arafah.
Ihram melambangkan persamaan di hadapan Allah, di mana semua atribut duniawi seperti pangkat, jabatan, dan kekayaan ditanggalkan.
Jamaah hadir di hadapan Allah sebagai manusia yang lemah dan penuh ketundukan.
"Setiap jamaah haji perlu memahami makna simbolik dan memaknainya secara sufistik di balik simbol-simbol haji. Dengan pemahaman ini, diharapkan terjadi perubahan mendasar dalam perilaku dan spiritualitas jamaah setelah kembali dari Tanah Suci," ujar Nasaruddin.