Iip cukup beruntung karena koleksi warta harian Tjahaja yang terbit di Bandung pada kurun 1942-1945 cukup lengkap. "Bahkan sudah dilaminating. Sehingga sangat memudahkan proses pencarian data yang diperlukan," ungkapnya.
BACA JUGA:Kembali ke Buku Fisik: Tren Membaca di Era Digital
Sumber lain yang ia gunakan adalah situs www.niod.nl, yang menyimpan dokumen Hindia Belanda pada Perang Dunia Kedua.
Dua bukti kepahlawanan KH Anwar Musaddad tak terbantahkan. Sebagai Ketua Kokesin, ia secara aktif ikut menyelamatkan ribuan orang yang terlantar di luar negeri. Pun, mengembalikan mereka hampir seluruhnya dengan selamat ke kampung halaman masing-masing di Indonesia.
Sementara sebagai Kepala Syuumuka Karesidenan Priangan, ia telah mempersiapkan, membentuk, dan mengelola Hizbullah di wilayah Priangan. Namanya dengan jelas tercantum dalam Struktur Pimpinan Hizbullah Priangan yang disita oleh NEFIS.
BACA JUGA:Buku yang Wajib Dibaca di 2025: Pilihan Fiksi dan Non-Fiksi untuk Memperkaya Diri
K.H. Anwar Musaddad lahir dari keluarga yang cukup berada yang dapat membiayai sekolahnya di HIS, MULO dan AMS.
Ia seorang yang tekun belajar dan selalu total terhadap apa saja yang ditekuninya. Saat ia menempuh pendidikan Barat tersebut, diakui olehnya bahwa orientasinya saat itu hanyalah keduniaan.
Saat ia diminta oleh ibunya berpindah haluan menekuni pendidikan agama, ia pun menjalaninya dengan kesungguhan. Hingga ke pusat pengetahuan Islam saat itu di tanah Hijaz.
BACA JUGA:Media Sosial Jadi Salah Satu Sebab Perubahan Cara Membaca dan Membeli Buku Orang Tiongkok
Di setiap pendidikan yang diikutinya, Musaddad menemukan kawan dan mentor yang telah berhasil memberi kompas dalam hidupnya.
Di sekolah Eropa, ia mendapatkan bimbingan untuk berpikir logis dan kritis dari guru-gurunya. Ia pun menguasai beberapa bahasa asing.
Di Pesantren Cipari, ia mendapatkan bimbingan rohani dari Kiai Haramian dan berkawan dengan puteranya yang bernama Yusuf Taujiri, yang kelak menjadi tokoh pergerakan berpengaruh di Garut dan sekitarnya.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Aplikasi dan Situs Baca Buku Online Gratis
Saat belajar di Masjid Al-Ikhlas Jakarta, ia tinggal di rumah H.O.S. Tjokroaminoto, tokoh pergerakan nasional-Islam yang paling penting.