Saham di China dan Hong Kong mengalami tekanan akibat aksi taking profit yang meluas. Skeptisisme masih membayangi langkah-langkah stimulus terbaru China. Ada juga faktor penurunan pendapatan fiskal China sebesar 1,6 persen pada Januari-Februari 2025.
Sementara untuk sentimen dari dalam negeri, Pilarmas menyebut, rupiah sempat menyentuh level terendah sejak era krisis moneter 1998. “Untuk menahan kejatuhan tersebut, BI menempuh intervensi dengan strategi triple intervention secara 'bold' dan terukur agar terjadi stabilitas dan keseimbangan supply and demand,” papar Pilarmas.
Pelemahan Rupiah disinyalir terjadi akibat sinyal hawkish dari Gubernur The Fed Atlanta yang kini hanya melihat pemangkasan satu kali saja di tahun ini. Di sisi lain, IHSG berhasil rebound pasca pengumuman susunan Danantara di sesi dua perdagangan Senin kemarin.(*)