BENCANA besar melanda Korea Selatan selama lima hari terakhir. Api melalap kawasan Pegunungan Andong di sisi timur negeri itu. Puluhan nyawa melayang, ribuan warga dicekam ketakutan. Itulah kebakaran hutan terburuk yang pernah melanda Negeri Ginseng tersebut.
Sabtu, 22 Maret 2025 itu, Lee Seung-joo sedang melintasi Pegunungan Andong. Saat itulah bencana menyergap sopir truk itu. Kebakaran hutan menyelimuti areal tersebut dalam kobaran api. Mengubahnya menjadi neraka.
"Rasanya seperti kiamat," kata pria 39 tahun itu. Benaknya mengenang saat api melahap wilayah yang sudah lama mengalami kekeringan ekstrem tersebut.
"Pegunungan yang terbakar benar-benar terlihat seperti neraka," tambahnya.
BACA JUGA:Kronologi Kebakaran Kereta Api di Stasiun Yogyakarta, KAI pastikan Tak Ada Korban
Puluhan ribu orang di tenggara Korea Selatan terpaksa mengungsi. Sebab, api berkobar selama lima hari berturut-turut. Angin kencang dan kondisi kering ekstrem membuat api terus menyebar tanpa kendali.
Jalan Raya Nasional 7, jalur utama di pesisir timur, berubah menjadi kekacauan. Api seperti mengejar para pengungsi yang terjebak kemacetan.
"Bola api berjatuhan seperti hujan di antara kendaraan yang terjebak. Membakar mobil-mobil," kata seorang saksi kepada media lokal.
"Para pengemudi nyaris tidak bisa melarikan diri dari mobil mereka yang terbakar—keadaan benar-benar kacau," timpal yang lain.
BIKSU TERTEGUN di depan lonceng wihara yang pecah di depan Kuil Gounsa, Uiseong, 26 Maret 2025. Api melahap tempat ibadah itu.-YASUYOSHI CHIBA-AFP-
Petani apel Cho Jae-oak, 75, harus lari dari rumahnya. Sebab, ia melihat bola api berjatuhan dari gunung.
Cho dan istrinya sempat menyemprotkan air untuk mencoba menyelamatkan kebun mereka. Tapi, pasangan sepuh itu akhirnya menyerah dan mengungsi.
Sedikitnya 24 orang telah tewas sejauh ini. Menurut Dinas Kehutanan Korea, beberapa orang tewas saat evakuasi.
Penjabat Presiden Korea Selatan Han Duck-soo, menyatakan bahwa kebakaran itu menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan Han bilang bahwa situasi bisa terus memburuk.