Dengan menyuguhkan cerita yang seram dan atmosfir yang mencekam, Pabrik Gula berpotensi menarik perhatian penonton mancanegara.
Tentunya, itu akan menjadi prestasi tersendiri bagi perfilman Indonesia, khususnya di genre horor, yang semakin digemari di berbagai negara.
Kualitas film itu pun tidak hanya diakui oleh penonton Indonesia, tetapi juga oleh penonton internasional yang penasaran dengan cerita dan nuansa yang ditawarkan.
4. Kontroversi Poster yang Menuai Kecaman Netizen
Poster Film Pabrik Gula Tuai Kecaman dari Netizen.-@pabrikgulafilm-Instagram
Sebelum film Pabrik Gula resmi tayang di bioskop, salah satu hal yang sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial adalah posternya.
Poster tersebut menuai banyak kecaman dari netizen yang menganggap gambar pada poster tersebut terlalu vulgar.
Netizen yang merasa keberatan dengan gambar pada poster tersebut menyuarakan pendapat mereka di berbagai platform media sosial. Dan itu memicu perdebatan sengit antara pihak yang mendukung dan yang menentang.
Di sisi lain, ada juga yang melihatnya sebagai sebuah seni dan bentuk ekspresi yang sah.
BACA JUGA:Review Film Petaka Gunung Gede: Persahabatan, Horor, dan Petualangan yang Menegangkan
BACA JUGA:Antusiasme Penonton Surabaya Menyambut Pemutaran Film Horor Petaka Gunung Gede
Meskipun demikian, poster itu berhasil mencuri perhatian publik. Bahkan bahkan sebelum film tersebut dirilis.
Kontroversi yang muncul akibat poster tersebut sempat mencoreng citra awal film tersebut. Namun tak dapat dimungkiri bahwa hal itu justru membuat orang semakin penasaran untuk menyaksikan filmnya.
5. Lokasi Syuting dan Usaha Tim Produksi yang Luar Biasa
Film Pabrik Gula akan tayang lebaran 2025--Instagram @pabrikgulafim
Lokasi syuting film itu diambil di dua daerah yang memiliki hubungan erat dengan sejarah industri gula di Indonesia. Yaitu, Cirebon dan Klaten.
Cirebon menjadi tempat pertama yang dipilih sebagai lokasi syuting. Persisnya di pabrik gula yang masih aktif.
Proses syuting di Cirebon hanya memakan waktu sekitar sembilan hari.