Kelebihan utama dari SIM fisik terletak pada kemudahan penggunaan dan kompatibilitas luasnya. Hampir semua perangkat, baik ponsel pintar maupun perangkat lawas, mendukung SIM fisik.
Proses pergantian perangkat pun sangat mudah. Cukup keluarkan kartu SIM dari satu ponsel dan masukkan ke ponsel lain. Maka nomor dan layanan seluler bisa langsung digunakan tanpa perlu proses teknis tambahan.
Itu menjadi nilai tambah besar terutama di wilayah yang jaringan internetnya belum stabil. Karena aktivasi SIM fisik tidak bergantung pada koneksi digital.
Namun, SIM fisik juga memiliki sejumlah keterbatasan. Karena berbentuk kartu kecil, SIM fisik rentan hilang, rusak, atau kotor. Terutama jika sering dipindahkan antar perangkat.
BACA JUGA:Review Oppo Reno 13F, Smartphone Kamera AI Harga Rp 4 Jutaan
Selain itu, slot SIM membutuhkan ruang tersendiri dalam desain ponsel. Itu membatasi produsen dalam membuat perangkat dengan bodi yang lebih ramping dan fitur tahan air atau debu.
Selain itu, proses aktivasi atau penggantian SIM fisik bisa memakan waktu dan mengharuskan pengguna datang ke gerai operator.
eSIM adalah teknologi baru yang memungkinkan pengguna terhubung ke jaringan seluler tanpa perlu menggunakan kartu fisik dan cukup dengan aktivasi digital melalui pemindaian kode QR. --Freepik
Kelebihan dan Kekurangan eSIM
Sementara itu, eSIM hadir sebagai solusi yang lebih modern dan efisien. Salah satu keunggulan utamanya adalah kemudahan dalam mengatur profil operator secara digital.
Pengguna cukup memindai kode QR dari penyedia layanan dan pengaturan jaringan langsung pun tersimpan di perangkat.
Itu sangat bermanfaat bagi mereka yang sering bepergian ke luar negeri atau menggunakan beberapa nomor sekaligus. Karena eSIM memungkinkan pengelolaan beberapa profil tanpa harus mengganti kartu secara fisik. Keunggulan lain dari eSIM adalah dari segi desain perangkat.
BACA JUGA:5 Cara Membuat Foto Ghibli lewat AI ChatGPT
Tanpa perlu slot kartu, produsen dapat menciptakan perangkat yang lebih ringkas, ringan, dan lebih tahan terhadap air dan debu.
Bahkan perangkat wearable seperti smartwatch kini banyak yang mengandalkan eSIM agar tetap terhubung ke jaringan tanpa bergantung pada ponsel.
Meski demikian, adopsi eSIM di Indonesia masih dalam tahap awal. Tidak semua operator menyediakan layanan itu dan belum semua ponsel mendukung fitur eSIM. Terutama perangkat kelas menengah ke bawah.
BACA JUGA:Telkomsel Jadi yang Pertama Adopsi WiFi 7 di Indonesia, Kecepatan Internet Sampai 10 Gbps