Cornelis Chastelein-Neo Historia Indonesia-X
Dua tahun setelahnya, Chastelein memutuskan pensiun dari VOC dan kemudian membeli lagi tanah di Serengseng, yang kini disebut Lenteng Agung.
BACA JUGA:Arti Simbol XXX di Jersey Ajax Amsterdam: Representasi Santo Andreas dan Warisan Sejarah Kota
Di lahan baru itulah dia menikmati masa pensiun dan menjalani kehidupan baru sebagai tuan tanah. Di sana, ia membangun rumah besar dan banyak membawa orang-orangnya. Termasuk keluarga dan para budak.
Para budak kebanyakan dari luar Jawa, kemudian di antaranya menganut Kristen. Chastelein juga sangat menghormati budak-budaknya, tak seperti perlakuan majikan terhadap budak pada umumnya.
Sebagai seorang Kristen yang taat, dia memahami persoalan HAM. Sehingga dia pun membebaskan semua budaknya.
BACA JUGA:IIP Unair Gelar Pameran Arsip Sejarah Kota Surabaya Sejak Majapahit Hingga Era Penjajahan
Sebagai tuan tanah dengan asetnya yang berlimpah, dengan lahan-lahannya yang menghasilkan tanaman penghasil uang seperti tebu, lada, pala dan kopi, menjadikan Chastelein orang terkaya di Batavia pada masa itu.
Warisan Sejarah Depok, Serta Peran Cornelis Chastelein dalam Penyebaran Kristen
Tiga bulan sebelum tutup usia pada 13 Maret 1714, Chastelein sudah menuliskan surat wasiat. Bahwa ia ingin seluruh kekayaannya tak hanya dibagikan kepada keluarganya, tapi juga seluruh bekas budaknya yang dimerdekakan. Tujuannya tak lain agar mereka bisa mandiri dan sejahtera.
BACA JUGA:Okinawa, Pesona Surga Tropis Jepang, Paduan Berbagai Budaya
Monumen Cornelis Chastelein, sang tuan tanah Depok--Tirto.id
Chastelein ingin agar tanahnya berfungsi sebagai tempat penyebaran agama Kristen di Batavia. Amanah itu kemudian membuat para bekas budaknya mendirikan komunitas bernama "De Eerste Protestanse Organisatie van Kristenen" atau Organisasi Kristen Protestan Pertama.
Secara perlahan, tanah tempat komunitas itu berada berubah nama menjadi "Depok".
Depok Lama merupakan salah satu kawasan yang masih mempertahankan nuansa kolonial. Dengan beberapa bangunan tua dan gereja peninggalan masa lampau.
BACA JUGA:5 Pabrik Gula Bersejarah di Indonesia, Tidak Semuanya Angker, Ada yang Jadi Rest Area
Di kawasan itu juga terdapat Gereja Immanuel yang berdiri sejak abad ke-18. Menjadi salah satu simbol penting sejarah Kota Depok.