Mutilasi Pacar di Serang, Banten: Kontradiksi Tersangka dan Autopsi

Rabu 23-04-2025,06:33 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Kedua, korban berbohong kepada tersangka dengan maksud mendesak agar segera dinikahi karena sudah berhubungan seks. Trik kuno. 

Kemungkinan nomor satu kecil. Itu merujuk pada pekerjaan tersangka yang tukang jagal ayam di tempat pemotongan ayam di desanya. Terlalu tinggi baginya membikin alibi seperti itu.

BACA JUGA:Mutilasi Bekasi Cocok dengan Teori Fadil

BACA JUGA:Kasus Mutilasi Ngawi: Jika Suami Psikopat

Kemungkinan nomor dua juga kecil. Usia korban masih segitu dan berstatus mahasiswi perguruan tinggi di Serang. Dia berpacaran dengan tersangka sejak 2021, saat seusia 15 tahun (seusia SMP). Kini dia mahasiswi, mungkinkah mendesak tukang jagal ayam? 

Soal karakter tersangka, ada kesaksian dari keluarga korban Fahmi Sahab, 31. Kepada wartawan, ia menceritakan: Saat Siti pergi meninggalkan rumah, Minggu, 13 April 2025, pihak keluarga tahu Siti dijemput Mulyana dengan motor. Lalu, Siti-Mulyana pergi berboncengan. 

Fahmi: ”Malamnya Siti belum pulang, keluarga sangat gelisah. Esoknya (Senin, 14 April 2025) kami sekeluarga berlima mencari Siti. Pertama, kami mendatangi rumah Mulyana. Ketemu. Ia kami tanya, ke mana Siti?”

Jawaban Mulyana, seperti ditirukan Fahmi: ”Saya tidak tahu. Kemarin saya cuma mengantarkan ke Pasar Padarincang. Terus saya pulang. Siti di sana menunggu tiga teman cewek.”

”Siapa tiga teman perempuan itu?”

”Saya tidak tahu.”

Selesai. Pihak keluarga bingung. Perhatian mereka kepada ”tiga teman cewek”. Tapi, itu jalan buntu. Tak tahu identitasnya. 

Fahmi: ”Waktu Mulyana berkata begitu, kami berlima percaya. Sebab, bicaranya tenang, meyakinkan. Kami tidak ada curiga. Kemudian, kami mencari ke tempat lain. Bertanya-tanya ke banyak orang. Sampai ke tempat cucian motor di Desa Gunungsari. Siapa tahu mereka melihat motor Mulyana memboncengkan Siti. Tapi, mereka tidak tahu.”

Hari demi hari keluarga terus mencari Siti. Sampai, Jumat, 18 April 2025, pihak keluarga diberi tahu warga bahwa ditemukan mayat perempuan. Lokasinya tak jauh dari rumah Mulyana.

Fahmi bersama keluarga mendatangi lokasi penemuan mayat itu. Saat mereka tiba di sana, mayat baru saja dievakuasi, diangkut menuju RS Bhayangkara Polda Banten. Saat itu pihak keluarga belum tahu identitas mayat. Cuma curiga dan khawatir. 

Fahmi: ”Terus, kami mendatangi rumah Mulyana karena dekat dengan TKP. Memaksanya lapor ke polisi. Mulyana mau saja. Kami mendatangi Polsek Padarincang untuk melapor. Jawaban polisi di sana, tidak bisa. Di situ tidak ada unit yang menangani itu. Kami diarahkan ke Polresta Serang Kota.”

Pihak keluarga pulang karena tidak punya motor menuju Polresta Serang Kota. Mulyana juga tidak meminjamkan motornya. Juga, keluarga merasa belum tentu itu mayat Siti meskipun keluarga curiga.

Kategori :