Wamen Perindustrian Ajak Lembaga Solusi Halal ISNU Juga Dorong Peningkatan Kualitas Produk

Senin 28-04-2025,16:32 WIB
Reporter : Alfikirom
Editor : Tomy Gutomo

"Sebagai organisasi yang menaungi sebagian besar umat Islam di Indonesia, dukungan NU atas kebijakan industri halal sangat diperlukan untuk memberi kesadaran kepada masyarakat secara luas," tutur Babe Haikal. 


Ketua BPJPH Haikal Hassan menyampaikan materi secara daring dalam Pengajian Strategis Kegijakan Industri Halal Nasional yang diadakan ISNU Jatim. Ia menyapa pembicara Mochammad Solikudin dan Prof Setiawan, serta moderator Siti Nur Husnul Yusmiati -Foto: Alfikirom-Harian Disway-

Selain Babe Haikal, pembicara dalam kajian itu adalah Vice President Bank Jatim Syariah Mochammad Solikudin dan Pakar Industri Halal ITS Prof Setiawan. Acara itu dipandu oleh Direktur LSH ISNU Jatim Siti Nur Husnul Yusmiati.

Haikal mengatakan, saat ini ekspor produk halal terbesar justru Tiongkok. Kemduain disusul Brasil dan Amerika Serikat. Padahal populasi penduduk Muslim terbesar adalah Indonesia (229 Juta), Pakistan (200 Juta), India (195 Juta), Bangladesh (153 Juta), dan Nigeria (99 Juta). 

"Transaksi produk industri halal telah menjadi isu global, bukan hanya di negara-negara yang berpenduduk Muslim. Di negara seperti AS pun ditantang dengan perlu produk-produk halal. Standarisasi produk halal dalam kancah global telah berlaku," tuturnya.

Halal Bihalal ISNU Jatim

Acara pengajian strategis tentang kebijakan industri halal nasional itu juga sekaligus menjadi ajang halal bihalal bagi para pengurus wilayah dan pengurus cabang ISNU Jatim. 

Wakil Ketua Umum PP ISNU Prof H.M. Mas'ud Said mengatakan, halal bihalal bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan memohon maaf kepada sesama sarjana dari berbagai daerah dengan disiplin ilmu yang berbeda. 

"Dengan acara ini, kita dapat memperkuat ikatan persaudaraan dan memulai lembaran baru dengan hati yang bersih, momen masih Hari Raya Idul Fitri ini untuk menjalin silaturahmi," tutur direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma).

BACA JUGA:Emil Dorong ASN di Pemprov Jatim Gunakan AI Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Pelayanan Masyarakat

BACA JUGA:Gubernur Khofifah sebut Kontribusi Laju Tanam Padi Jatim terhadap Nasional Capai 25 Persen

Dalam kesempatan yang sama Plt Ketua PW ISNU Jatim Prof Afif Hasbullah menyampaikan ada sejumlah permasalahan yang menjadi perhatian ISNU Jatim. Salah satunya arah kebijakan nasional terkait industri halal dan mengidentifikasi strategi pembangunan industri halal di daerah, khususnya Jawa Timur.

"Kami membangun sinergi antara pemerintah pusat, daerah, perbankan, dan pelaku industri dalam pengembangan industri halal. Sekaligus, menyusun rekomendasi strategis untuk mempercepat pertumbuhan industri halal nasional dan regional," tutur ketua Yayasan Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan itu. 


Wakil Ketua Umum PP ISNU Prof Mas'ud Said (tengah), Plt Ketua PW ISNU Jatim Prof Afif Hasbullah (kanan), dan Sekretaris PW ISNU Jatim M. Dawud.- Foto: Riyadi Ngasiran-ISNU Jatim-

"Jawa Timur memiliki potensi besar dalam produksi bahan baku halal, seperti produk pertanian, perikanan, dan peternakan," papar Afif, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Matholi'ul Anwar, Karanggeneng, Lamongan, tersebut.

Menurut Afif, visi Jawa Timur untuk menjadi "Gerbang Nusantara Baru" semakin memperkuat urgensi pengembangan industri halal di provinsi ini. Sebagai salah satu pusat perdagangan dan ekonomi utama di Indonesia bagian timur, Jawa Timur memiliki infrastruktur dan konektivitas yang mendukung pertumbuhan industri halal yang berorientasi ekspor.  (*)

Kategori :