HARIAN DISWAY - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher berharap janji-janji yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto ketika Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) pada 1 Mei 2025 lalu tidak berhenti di ucapan saja.
Netty meminta agar komitmen tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan diwujudkan secara konkret agar para pekerja dapat merasakan manfaatnya secara langsung.
"Kami berharap komitmen ini tidak berhenti pada seremoni hari buruh saja, tetapi langsung diwujudkan dalam kebijakan konkret yang menyentuh langsung kehidupan buruh," ujar Netty dalam keterangannya pada Senin, 5 Mei 2025.
Netty menyoroti lima janji kepada buruh yang disampaikan oleh Presiden sebelumnya, yakni percepatan pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), RUU Perampasan aset, pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh, Satgas PHK dan Penghapusan Outsourcing.
BACA JUGA:DPR Desak Pemerintah Revisi Aturan Outsourcing dan Perlindungan Komprehensif Buruh
BACA JUGA:Bentuk Dewan Kesejahteraaan Buruh Nasional, Prabowo Ingin Hapus Outsourcing
Ia menyebut janji yang disampikan Presiden sejalan dengan semangat keadilan sosial dan perlindungan terhadap para pekerja.
selain itu, secara khusus Netty juga berbicara mengenai RUU PPRT yang selama ini terus diperjuangkan oleh berbagai pihak.
Presiden RI Prabowo Subianto mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai Presiden Indonesia pertama sejak Soekarno yang hadir langsung dalam perayaan Hari Buruh Internasional atau May Day di Lapangan Monas, Kamis, 1 Mei 2025. --Setpres
Ia menegaskan bahwa percepatan pengesahan RUU PPRT nantinya dapat menjadi bentuk kehadiran negara dalam melindungi kelompok pekerja rumah tangga yang rentan dalam menghadapi berbagai tantangan.
“Jika Presiden berkomitmen mendorong pengesahannya, kami di Komisi IX khususnya fraksi PKS siap mengawal," tegas Netty.
BACA JUGA:Hadiri Peringatan May Day, Prabowo: Saya Rela, Saya Siap, Saya Ikhlas Mati Untuk Bangsa dan Rakyat
Selanjutnya Netty juga menyoroti program- program yang kerap dilakukan pemerintah, salah satunya yakni program pelatihan vokasi.
Ia mengatakan program pelatihan vokasi tersebut harus diiringi dengan sistem pengawasan yang transparan dan berpihak kepada pekerja, agar manfaatnya benar-benar dapat dirasakaan secara nyata.
Disamping itu, Netty menyatakan bahwa janji-janji yang disampikan Presiden merupakan angin segar bagi perjuangan para pekerja di Indoensia.