HARIAN DISWAY - Cuaca ekstrem mengubah total jalannya MotoGP Prancis 2025 di Sirkuit Le Mans, dengan hujan gerimis sejak sesi pemanasan memaksa pembalap mengubah strategi secara drastis.
Balapan utama diulang dengan prosedur Quick Start setelah Red Flag dikibarkan, dan ban basah menjadi kunci.
Johann Zarco tampil luar biasa di kampung halamannya, memanfaatkan kondisi basah untuk unggul jauh dan meraih kemenangan bersejarah bersama LCR Honda.
Marc Marquez finis kedua setelah duel sengit dan strategi cepat ganti motor, disusul Fermin Aldeguer yang mencetak podium perdananya. Drama kecelakaan dan penalti turut warnai 26 lap penuh ketegangan ini.
Cuaca menjadi faktor penentu dalam balapan utama MotoGP kelas premier di Sirkuit Bugatti, Le Mans, pada Grand Prix Prancis 2025. Balapan berlangsung dalam kondisi cuaca yang sangat tidak stabil—langit mendung berat, dengan suhu lintasan hanya sekitar 20°C, dan gerimis mulai turun di beberapa sektor menjelang start.
BACA JUGA:MotoGP Prancis 2025: Quartararo Pole Position, Tapi Marc Marquez Juara Sprint Race
BACA JUGA:Tercepat di Sesi Latihan, Marc Marquez Ogah Jadi Favorit di MotoGP Prancis
Pada awalnya, sebagian besar pembalap memilih ban tipe soft untuk depan dan belakang. Hanya Brad Binder (Red Bull KTM) yang menggunakan ban depan medium.
Namun, situasi berubah drastis ketika marshal mengibarkan bendera putih saat sesi warm-up, menandakan kondisi lintasan sebagian basah. Belum satu putaran selesai, balapan dihentikan sementara (Red Flag) untuk memungkinkan pembalap mengganti motor dan ban ke spesifikasi basah.
Balapan di-restart dengan prosedur Quick Start untuk total 26 lap. Hampir seluruh pembalap menggunakan ban basah saat kembali ke lintasan, kecuali Marco Bezzecchi (Aprilia Racing) yang tetap memilih ban slick di kedua roda—keputusan berani dalam kondisi seperti itu.
Di lap awal, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) memulai dengan agresif, bersaing ketat dengan Marc Marquez (Ducati Lenovo). Namun, drama dimulai saat Pecco Bagnaia (Ducati Lenovo) dan Joan Mir (Castrol Honda) terjatuh di tikungan awal.
Pada lap ketiga dan keempat, baik Quartararo maupun Alex Marquez (Gresini Ducati) mendapat Long Lap Penalty (LLP). Marc Marquez sempat memimpin, sebelum akhirnya menerima LLP juga.
BACA JUGA:Resmi! Johann Zarco Bertahan di Honda MotoGP hingga 2027
BACA JUGA:Yamaha Siap Hadirkan Mesin Terbaru YZR-M1 di MotoGP Le Mans 2025
Lap ketujuh menjadi momen krusial: Marc Marquez dan Alex Marquez kembali ke pit untuk mengganti motor dengan ban tipe basah baru (Medium-Soft), sedangkan Fermin Aldeguer (Gresini Ducati) mengambil alih pimpinan lomba. Franco Morbidelli (VR46 Ducati) terjatuh beberapa saat kemudian.
Johann Zarco (LCR Honda) tampil mengejutkan. Ia melesat ke depan di lap kedelapan dan mulai memperlebar jarak secara konsisten dari Marc Marquez dan Miguel Oliveira (Pramac Yamaha). Meski hujan semakin deras pada pertengahan lomba, Zarco justru makin mendominasi, unggul hingga 20 detik di akhir balapan.
Beberapa pembalap mengalami insiden, termasuk Alex Marquez yang akhirnya crash dan gagal finis, serta Oliveira yang jatuh dari posisi ketujuh. Sementara itu, pembalap wildcard Honda, Takaaki Nakagami, tampil solid dan finis ketujuh.
Hasil Balapan MotoGP Prancis 2025 – Top 10:
-
Johann Zarco (LCR Honda) – 45:47.541
-
Marc Marquez (Ducati Lenovo) – +19.907 detik
-
Fermin Aldeguer (Gresini Ducati) – +26.532 detik
-
Pedro Acosta (Red Bull KTM) – +29.631 detik
-
Maverick Vinales (Tech3 KTM) – +38.136 detik
-
Takaaki Nakagami (Honda Factory - wildcard) – +59.257 detik
-
Raul Fernandez (Aprilia TrackHouse) – +70.302 detik
-
Fabio Di Giannantonio (VR46 Ducati) – +70.363 detik
-
Lorenzo Savadori (Aprilia - Test Rider) – +85.793 detik
-
Ai Ogura (Aprilia TrackHouse) – +86.529 detik
BACA JUGA:Ducati Tunda Uji Coba Robot AI, Inovasi MotoGP Belum Sesuai Harapan?
BACA JUGA:Wow! Marc Marquez Salip 10 Pembalap meski Motor Rusak Berat di MotoGP Jerez 2025
Johann Zarco mengungkapkan rasa tak percayanya setelah meraih kemenangan. “Sulit dipercaya. Saya masih tidak mengerti apa yang terjadi. Putaran terakhir terasa sangat panjang. Awalnya saya berusaha menjaga ban hujan tetap dingin, tapi ketika hujan kembali turun, saya jadi lebih percaya diri. Marc sempat mengejar, tapi saya tahu dia sudah mencapai batasnya. Kemenangan ini terasa seperti keajaiban,” ujarnya.
Marc Marquez juga berbagi pandangannya tentang balapan yang penuh tantangan. “Ini balapan yang sangat kacau. Di awal saya hanya meniru strategi Alex karena dia biasanya punya feeling bagus. Ketika dia masuk pit, saya ikut. Zarco lebih cepat hari ini. Setelah saya mencoba mengejarnya dua lap, saya sadar tak bisa mengejar dan fokus menjaga posisi kedua. Hari ini saya bermain aman,” ungkapnya.
Sementara itu, Fermin Aldeguer, yang merayakan podium pertamanya, mengungkapkan rasa syukurnya. “Saya terkejut karena saya tidak punya banyak pengalaman di lintasan basah. Tapi setelah beberapa lap, saya mulai menemukan ritme dan semakin nyaman. Ini podium pertama saya dan saya sangat bersyukur. Terima kasih untuk tim Gresini dan seluruh keluarga saya,” katanya.
Sorotan pun ditujukan pada Johann Zarco, selain karena ia membalap di tanah kelahirannya, kontrak baru berdurasi dua tahun dengan Honda dan yang paling utama ia adalah pembalap yang biasa berlatih di sirkuit basah, bukan pembalap bertipe ByDesign berdasarkan pengalaman balapan.
Banyak pengamat MotoGP yang sependapat dengan fakta Johann Zarco, bahwa pembalap veteran asal Prancis itu sudah dibiasakan nalurinya sejak usia dini dan saat berlatih sendiri, dengan situasi balapan lintasan yang basah! (Bagus Aji)