Dilanjut: ”Kedua, tidak ada konfirmasi pihak resmi. Narator menyebut KBRI dan kepolisian Vietnam. Tapi, tidak ada statement mereka. Hanya ada potongan gambar sebagai pendukung isi narasi.”
Namun, ia tidak berani menyebut itu hoaks. ”Karena belum diselidiki mendalam. Juga, memang banyak perdagangan manusia atau TKI/TKW ilegal ke berbagai negara. Jadi, tunggu penyelidikan.”
Keraguan Bambang logis. Kredibilitas medsos memang meragukan. Bisa akurat, bisa bohong. Berbeda dengan media massa mainstream yang selalu menjaga akurasi pemberitaan.
Penulis mengamati video itu. Pada menit ke-1 detik ke-43 tampak foto perempuan terbaring di sebuah peti. Berambut panjang, berkaus oblong cokelat. Mata perempuan itu terpejam.
Narator: ”Di situlah tampak seorang perempuan muda sedang terbaring. Tubuhnya utuh. Matanya tertutup. Kulitnya pucat. Semua orang berpikir, dia sudah meninggal. Namun, pada detik berikutnya keheningan berubah jadi kepanikan…”
Pada menit ke-1 detik ke-58, foto berganti foto perempuan yang kelihatannya sama. Berambut panjang, berkaus cokelat. Matanyi terbuka. Dia tersenyum tipis (mesem). Memandang ke arah orang-orang yang berada di atas peti.
Pada perubahan foto ada yang janggal. Foto pada menit ke-1 detik ke-43 berpindah ke menit ke-1 detik ke-58, bentuk kaus berubah. Dari kaus oblong menjadi kaus berkerah. Warnanya sama-sama cokelat.
Juga, tidak logis, disebutkan bahwa perempuan itu berada di dalam peti es selama 48 jam. Sesuatu yang nyaris mustahil.
Dikutip dari The New York Times, 3 Januari 1981, berjudul Dakota Teen-ger Recovers after being Frozen Stiff, diberitakan kejadian yang mirip Sri Wahyuni.
Diceritakan, gadis 19 tahun, Jean Hilliard, dari sebuah desa di Minnesota, AS, terjebak dalam salju pada tanggal pemberitaan tersebut.
Dikisahkan, pada tengah malam sebelumnya Hilliard mengemudikan mobil sendirian di perdesaan Minnesota barat laut. Saat itu di sana bersalju. Jalanan bersalju. Suhu udara minus 22 derajat Fahrenheit.
Mendadak mobil Hilliard tergelincir keluar jalan di tepi Reservasi Indian White Earth.
Mobil mogok di pinggir jalan yang sepi itu. Dia tinggalkan mobil itu, terpaksa jalan kaki. Dia mengenakan sepatu bot koboi, pakaian musim dinging, serta sarung tangan kain tebal.
Dia jalan kaki menuju rumah seorang teman pria, Wally Nelson, yang berjarak sekitar 2 mil dari lokasi dia meninggalkan mobil.
Namun, tinggal sekitar 15 kaki dari pintu rumah Nelson, mendadak Hilliard jatuh. Pingsan. Diduga dia mengalami hipotermia, suhu tubuh turun drastis, pingsan.
Esoknya, sekitar pukul 07.00, Nelson keluar rumah, melihat sosok itu. Setelah ia teliti, ternyata itu temannya. Ia menyeret tubuh Hilliard ke teras rumah. Lalu, ia mengeluarkan mobilnya, membawa Hilliard ke RS Fosston.