- Biaya: Biaya berlangganan dan perangkat Starlink relatif lebih mahal dibandingkan dengan layanan internet kabel atau seluler lokal.
BACA JUGA: Pemerintah Ingin Elon Musk Dapatkan Golden Visa seperti Shin Tae-yong
- Gangguan sinyal: Di daerah perkotaan dengan banyak bangunan tinggi dan pohon, sinyal Starlink bisa terganggu, terutama saat cuaca buruk.
- Perbandingan: Di daerah perkotaan dengan layanan internet yang sudah baik, Starlink mungkin tidak memberikan nilai tambah yang signifikan
Pengguna Starlink harus membeli perangkat yang terdiri dari antena, base antena, router, dan kabel yang dibanderol dari 7,8 juta rupiah hingga 43,7 juta rupiah.-Komite.id-Komite.id
Contoh daerah yang cocok untuk Starlink:
- Daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal): Wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur kabel dan seluler.
- Wilayah pedesaan terpencil: Wilayah yang tidak memiliki akses internet yang baik.
- Daerah dengan tantangan geografis: Wilayah yang memiliki medan yang sulit seperti pegunungan atau pulau.
- Wilayah yang sedang berpindah dari layanan internet satelit lama: Bagi pengguna yang sudah terbiasa dengan layanan internet satelit dan ingin beralih ke teknologi yang lebih canggih.
BACA JUGA: Kominfo Tanggapi Isu Ancaman Keamanan Negara Jika Starlink Masuk Indonesia
Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan, Starlink adalah solusi menarik bagi masyarakat terpencil dan sulit dijangkau, namun bagi masyarakat perkotaan, harus lebih mempertimbangkan kebutuhan, biaya, dan efisiensi layanan sebelum memutuskan untuk beralih ke internet satelit. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.