Ian Hislop dalam karyanya, Fake News: A True History, menyebutkan, ”Kebohongan itu pasti laku.”
Tahun 1917, selama Perang Dunia Pertama, surat kabar Inggris seperti Times dan Daily Mail memuat cerita bahwa Jerman mengekstrak lemak dari tubuh prajurit yang tewas di kedua belah pihak perang untuk bahan produksi sabun dan margarin.
Kisah itu dari departemen resmi pemerintah Inggris, disebarkan ke pers. Para pejabat tahu, itu tidak benar. Namun, kisah tersebut meyakinkan pembaca, Jerman adalah musuh yang biadab. Rakyat Inggris sepakat, Jerman harus dikalahkan. Tujuan berita palsu sukses.
Di zaman now, banyak berita palsu tersebar di medsos. Tujuannya mencari duit. Berita model TKW Sri Wahyuni, salah satunya.
Sebenarnya tidak ada unsur bahaya berita palsu Sri. Masyarakat terhibur. Ada yang komentar: ”Mamulo… jangan jadi TKW ilegal. Akibatnya bisa seperti Sri.” Kemudian, pihak berwenang klarifikasi, asli atau palsu.
Seumpama asli, ya ditindak lanjut. Kalau palsu, ya selesai. (*)