BACA JUGA:3 Sebab Isu Kuliner Negatif di Media Sosial Cepat Viral dan Merugikan
Meski demikian, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara mengabadikan momen dan menikmati pengalaman. Mengambil foto makanan seharusnya hanya pelengkap, bukan pengganti sensasi menikmati suasana.
Kebiasaan ini pun tak lepas dari perkembangan teknologi yang semakin memudahkan dokumentasi visual. Fitur kamera canggih di ponsel, aplikasi editing instan, hingga filter estetik menjadi pendukung utama tren ini.
Dalam hitungan detik, sebuah hidangan bisa berubah menjadi karya visual yang memanjakan mata dan siap dipamerkan. Meski terlihat sederhana, kebiasaan memotret makanan juga menyimpan nilai historis bagi individu.
Foto-foto tersebut kerap menjadi pengingat akan momen-momen spesial, seperti makan malam keluarga, reuni teman lama, atau sekadar menikmati waktu sendiri. Di masa depan, dokumentasi ini akan menjadi kenangan yang tak ternilai.
BACA JUGA:Mengubah Kesendirian Menjadi Momen Berharga untuk Mengenal Diri Lebih Dalam
Tradisi ini tidak bisa semata-mata dinilai positif atau negatif, karena maknanya sangat bergantung pada bagaimana seseorang memaknainya. Selama dilakukan dengan kesadaran dan tanpa mengabaikan esensi kebersamaan, memotret makanan tetap bisa menjadi bagian dari pengalaman yang mengesankan. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya