Meski berjalan dengan alat bantu, semangat ibadah tak pernah surut dari raut wajahnya.
BACA JUGA:117 WNI Gagal Haji, Dideportasi dari Madinah karena Gunakan Visa Kerja
Petugas haji yang siaga senantiasa mendampingi, mendorong kursi roda, menyemangati, dan memastikan semua kebutuhannya terpenuhi.
Mereka bukan sekadar melayani, tetapi menghadirkan kasih sayang sebagaimana keluarga sendiri.
BACA JUGA:423 Jamaah Haji Gelombang Kedua Asal Padang Tiba di Makkah, Siap Jalani Umrah Wajib
"Kami merasa seperti sedang membantu orang tua kami sendiri," ujar salah satu petugas dengan mata berkaca.
Kisah Ali Ismail menjadi simbol kuat bahwa ibadah haji bukan hanya milik yang sehat dan kuat.
Kementerian Agama RI melalui program inklusifnya, terus memastikan agar jamaah dengan kebutuhan khusus tetap mendapat pelayanan terbaik.
BACA JUGA:Kisah Nenek Sumbuk, Jamaah Haji Tertua Berusia 109 Tahun asal Bekasi
Fasilitas seperti kursi roda, pendamping khusus, hingga infrastruktur ramah difabel telah disiapkan di berbagai titik layanan.
Komitmen itu menunjukkan bahwa negara hadir untuk semua warganya dalam meraih impian spiritual tertinggi.
"Keberangkatan Pak Ali adalah bukti bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi kedekatan dengan Allah," ungkap salah satu petugas Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama jamaah Haji (PKP2JH). (*)