Program Barak Militer ala Kang Dedi Mulyadi (KDM)

Kamis 22-05-2025,06:33 WIB
Oleh: Hadi Asrori*

NAMA Dedi Mulyadi kembali menjadi sorotan nasional setelah melontarkan gagasan kontroversi, tetapi menarik. Yakni, mengirim anak-anak nakal ke barak militer untuk dididik kedisiplinan dan tanggung jawab. 

Program itu, yang semula hanya berupa usulan dalam forum-forum kecil, kini telah menjadi pembicaraan hangat di berbagai media sosial, televisi, dan grup percakapan keluarga. Banyak yang menyebutnya sebagai program yang ”mengguncang” cara berpikir masyarakat Indonesia tentang pendidikan karakter. 

Dedi Mulyadi, yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM), memang bukan tokoh baru dalam dunia politik dan sosial. Namun, gagasannya kali ini benar-benar menyentuh ranah yang sangat sensitif: bagaimana kita mendidik anak-anak.

BACA JUGA:Bukan Barak Militer Seperti Jabar, Pelajar Tawuran di Surabaya Dikirim ke Kampung Anak Negeri

BACA JUGA:KDM Janjikan Rp50 Juta dan Biayai Pendidikan Anak Korban Ledakan Amunisi di Garut

Konsep Kang Dedi sederhana, tetapi berani. Ia ingin anak-anak yang dianggap nakal atau sulit diatur dengan baik di sekolah maupun di lingkungan rumah akan dibawa ke barak militer selama beberapa waktu. 

Di sana mereka akan dilatih hidup tertib, bangun pagi, merapikan tempat tidur, belajar tepat waktu, dan menghormati orang tua maupun guru. Tujuan utamanya tidak untuk menghukum, tetapi membentuk karakter disiplin yang kuat sejak dini. 

Menurut Kang Dedi, banyak anak-anak zaman sekarang yang terlalu dimanjakan, kurang tanggung jawab, dan tidak terbiasa dengan batasan yang sehat. Dengan program itu, ia ingin membalikkan keadaan dan mencetak generasi muda yang lebih tahan banting, tangguh, dan bertanggung jawab.

BACA JUGA:Anak Sering Berkelahi dan Kecanduan Game? Menhan Dukung Dedi Mulyadi Siapkan Pembinaan di Barak TNI

BACA JUGA:Dedi Mulyadi akan Kirim Siswa-Siswa Bermasalah ke Barak TNI-Polri, Begini Kriterianya!

Reaksi masyarakat Indonesia atas program tersebut terbelah. Di satu sisi, banyak orang tua yang merasa gagasan itu sangat dibutuhkan. 

Di tengah meningkatnya perilaku tidak disiplin di kalangan remaja –mulai bolos sekolah, kecanduan gadget, hingga sikap tidak sopan terhadap orang tua dan guru –program barak militer dinilai sebagai ”obat keras” yang mungkin diperlukan. 

Berdasar survei cepat yang dilakukan LSI pada awal tahun 2025, sekitar 63 persen responden dari kalangan orang tua setuju dengan ide tersebut. Mereka menyebutkan bahwa ”pendekatan lembut” yang selama ini digunakan terbukti tidak efektif. 

BACA JUGA:TNI Mulai Keluar Barak

BACA JUGA:Dedi Mulyadi Jadi Saksi Sidang PK Saka Tatal

Kategori :