Pria Asal Chicago Terdakwa Penembakan Dua Staf Kedubes Israel di Washington, Teriak Bela Palestina

Jumat 23-05-2025,09:25 WIB
Reporter : Shabrina Wa Zakiah*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Elias Rodriguez, pria asal Chicago berusia 30 tahun, didakwa pada Kamis, 22 Mei 2025 atas tuduhan pembunuhan dua staf kedutaan Israel yang ditembak mati di luar Museum Yahudi, Washington DC, Amerika Serikat, pada Rabu, 21 Mei 2025. 

Rodriguez ditangkap setelah berteriak "Bebaskan Palestina" dan mengaku melakukan penembakan tersebut untuk mendukung Palestina dan Gaza.

Dilansir dari AFP (Agence France-Presse), menurut dokumen pengadilan dan keterangan jaksa, Rodriguez menghadapi dua dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan pembunuhan terhadap pejabat asing. 

BACA JUGA:PBB Distribusikan 90 Truk Bantuan ke Gaza, Pertama Sejak Blokade Total Israel

BACA JUGA:Netanyahu Sebut Israel Akan Kuasai Gaza, Serangan Darat dan Udara Terus Meningkat

Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman mati. Penyelidikan hingga saat ini masih berlangsung dengan kemungkinan penambahan tuduhan.


Aparat penegak hukum dari FBI, Satuan Tugas Terorisme Gabungan, dan Kepolisian Chicago melakukan penggeledahan apartemen yang ditinggali oleh tersangka penembakan, Elias Rodriguez di Chicago, Illinois. --Scott Olson / AFP

Jaksa Interim Distrik Columbia, Jeanine Pirro, menyebut insiden ini sebagai tindakan terorisme dan kejahatan kebencian. Ia menyatakan sidang pendahuluan dijadwalkan pada 18 Juni 2025.

Penembakan ini memicu kemarahan di seluruh dunia. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menuduh kritik dari negara-negara Eropa terhadap operasi militer Israel di Gaza sebagai penyebab meningkatnya anti-Semitisme yang memicu pembunuhan tersebut.

BACA JUGA:Setelah Dua Bulan Blokade, Israel Akan Izinkan Bantuan Makanan Masuk ke Gaza

BACA JUGA:Israel Luncurkan Operasi Militer Kereta Perang Gideon, Serangan di Gaza Akan Diperluas

"Ada hubungan langsung antara provokasi anti-Israel yang dilakukan oleh para pemimpin dan pejabat terutama dari Eropa dan pembunuhan ini," ungkapnya. 

Namun, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Christophe Lemoine menyebut tuduhan tersebut "sangat keterlaluan dan sama sekali tidak berdasar."

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berbicara dengan Netanyahu sehari setelah serangan, juga mengecam penembakan tersebut sebagai aksi anti-Semitisme.

BACA JUGA:Warga Gaza Hadapi Kelaparan, 70 Persen Wilayah Tak Lagi Aman dari Pengeboman Israel

Kategori :