Trump Ancam Tarif 25 Persen untuk Semua Smartphone yang Diproduksi di Luar AS

Sabtu 24-05-2025,09:45 WIB
Reporter : Shabrina Wa Zakiah*
Editor : Taufiqur Rahman

Selain itu, perusahaan seperti Google, Xiaomi, dan Motorola juga hampir seluruhnya memproduksi perangkatnya di luar AS.

Para analis menilai bahwa memindahkan seluruh produksi iPhone ke Amerika Serikat merupakan hal yang sangat sulit dan tidak realistis. 

BACA JUGA:Negosiasi Tarif Dimulai, Pemerintah Teken Perjanjian Kerahasiaan dengan Perwakilan Dagang AS

Riset dari Wedbush Securities menyebut sekitar 90 persen perakitan iPhone masih berlangsung di Tiongkok, dan memindahkan produksi ke AS butuh perubahan besar dalam model bisnis Apple. 

Analis Dan Ives bahkan menyebut gagasan tersebut sebagai “dongeng yang tidak bisa terwujud” karena prosesnya sangat sulit dan memakan waktu lama.

Tekanan dari Gedung Putih telah mempengaruhi harga saham Apple, yang anjlok lebih dari 20 persen sejak Trump mulai menjabat pada Januari 2025. Pada Jumat kemarin, saham Apple ditutup turun 3 persen di pasar New York. 

BACA JUGA:Menkeu Ungkap Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I Terjaga Meski Diterpa Ketidakpastian Global Akibat Tarif AS

Berbeda dengan masa jabatan pertama Trump, kali ini Apple tidak lagi mendapat pengecualian dalam kebijakan tarif yang menargetkan produk Tiongkok. 

Tim Cook sebelumnya memperingatkan bahwa tarif tinggi terhadap produk Tiongkok, termasuk smartphone, bisa berdampak besar bagi Apple. 


Presiden AS Donald Trump (L) dan CEO Apple Tim Cook melakukan tur ke fasilitas manufaktur Mac Pro Apple di Austin, Texas, pada tanggal 20 November 2019. Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru sebesar 25 persen terhadap Apple. --MANDEL NGAN / AFP

Perusahaan ini memperkirakan bahwa tarif AS akan menambah beban biaya hingga 900 juta dolar AS pada kuartal ini.

BACA JUGA:Trump Digugat Rakyat Sendiri, 12 Negara Bagian Ajukan Gugatan Terhadap Kebijakan Tarif Impor

Analis keuangan Susannah Streeter mengatakan bahwa jika tarif benar-benar diterapkan, harga smartphone, termasuk iPhone, diprediksi akan naik. 

“Penggemar setia Apple mungkin tetap membeli, tapi bagi kelas menengah yang sudah merasakan kenaikan harga barang lain, hal ini akan semakin memberatkan,” ujarnya.

Sementara itu, pekan lalu AS dan Tiongkok sepakat menangguhkan tarif besar-besaran selama 90 hari sebagai langkah meredakan ketegangan perang dagang. 

BACA JUGA:Ford Hentikan Ekspor Sejumlah Mobil ke Tiongkok Akibat Tarif Perang Dagang

Kategori :