”Jangan fokus hanya pada industri manufaktur. Sektor lain harus sama-sama didorong agar ekonomi bisa tumbuh secara menyeluruh,” ujarnya.
Ia juga mengkritik kebijakan impor yang masih terlalu besar di Indonesia. Menurutnya, pemerintah seharusnya telah menerapkan strategi substitusi impor untuk melindungi dan menghidupkan kembali industri dalam negeri.
BACA JUGA:Aturan Lengkap Tentang Jaminan PHK Untuk Pekerja, Apa Saja Ketentuannya?
BACA JUGA:Prabowo Sahkan Aturan Baru, Korban PHK Dapat 60% Gaji Selama 6 Bulan
”Apalagi kita sudah terkena kebijakan Trump sebesar 32 persen. Kalau kita malah membuka kran impor hingga 70 persen, itu justru akan membunuh industri domestik,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar kebijakan ekonomi ke depan lebih pro terhadap pengembangan kapasitas produksi nasional dan peningkatan permintaan domestik.
”Pak Prabowo sebagai salah satu tokoh yang punya visi kemiliteran dan ketahanan nasional, sebaiknya juga mengarah pada kebijakan ekonomi yang kuat dalam negeri. Substitusi impor harus menjadi prioritas,” pungkasnya. (*)