BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (12): Ziarah ke Makam Mbah Moen di Ma'la, Ingin Diakui Jadi Santri
Sebagai informasi, proses keberangkatan gelombang kedua calon jamaah haji dari berbagai embarkasi di Indonesia masih berlangsung hingga berakhir hari ini, Sabtu, 31 Mei 2025. Beberapa kelompok terbang (kloter) juga dijadwalkan mendarat di Jeddah pada Minggu dini hari.
Menurut dr Fadhiel, penentuan jamaah yang masuk program murur sangat bergantung pada rekam medis yang telah dikumpulkan sejak di tanah air. Penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan jantung menjadi indikator utama.
“Dari data ini, kami bisa menilai apakah jamaah memungkinkan ikut tanazul atau harus masuk program murur,” jelasnya.
BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (12): Ziarah ke Makam Mbah Moen di Ma'la, Ingin Diakui Jadi Santri
Selain mengandalkan data riwayat penyakit, pemantauan kondisi kesehatan jamaah juga dilakukan secara langsung di lapangan. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan rutin setiap hari demi mengantisipasi kondisi yang memburuk secara tiba-tiba.
“Kadang jamaah merasa baik-baik saja, tapi ketika kita cek, ternyata tekanan darahnya tinggi. Ini yang perlu perhatian khusus. Kelompok murur ini akan terus kami profiling dan pantau di lapangan,” ungkap dr Fadhiel.
BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (11): Sibuknya Petugas Seksus Haram, Layani Puluhan Lansia Tiap Hari
Ia juga menegaskan bahwa jamaah yang ditetapkan mengikuti skema murur akan didampingi secara penuh oleh tim kesehatan.
“Fokus utama tim kesehatan adalah memastikan hak dan layanan jamaah tetap optimal, terutama bagi yang memiliki keterbatasan fisik,” tandasnya. (*)