Sajam Tawuran Remaja: Dari Golok sampai Celurit

Kamis 05-06-2025,08:33 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA:Tawuran Gangster Surabaya Digagalkan Polres Tanjung Perak

Karena tergantung pada IT, mereka beli senjata via online. Juga, mengajak tawuran melalui medsos. 

Pertanyaannya, mengapa remaja bisa begitu?

Dikutip dari BBC, berjudul Emotions and impulsive behaviour as a teenager, diungkap hal itu. Diulas oleh duo pakar psikologi ternama London, Inggris: Tara Porter dan Glenn Mason.

Sekadar gambaran, Tara adalah psikolog klinis di National Health Service (NHS) London  dan Glenn adalah senior Tara. Glenn merupakan psikoterapis terakreditasi institusi berwenang Inggris yang sudah 21 tahun menangani kenakalan remaja di NHS.

BACA JUGA:Siswa SMK Anggota Paskibraka di Semarang Tewas Ditembak Polisi, Dituduh Terlibat Tawuran

BACA JUGA:Lakukan Patroli Dunia Maya, Polrestabes Surabaya Berhasil Gagalkan Tawuran Antar Gangster

Mereka ungkapkan, semua remaja merasa bahwa reaksi emosional mereka terhadap situasi jauh lebih intens daripada masa sebelumnya. Tahukah mengapa?

Dijawab, amigdala (bagian dari otak) yang mengendalikan respons terhadap suatu kejadian bersifat ancaman menekan memerintahkan dua pilihan, melawan atau kabur. Kalau melawan, terjadi perkelahian. Kalau kabur, ya aman.

Itu berarti, tindakan remaja dipandu oleh perasaan, bukan bagian rasional otak. Bagian rasional otak adalah lokasi analisis terhadap situasi dan kondisi. Menyangkut pertimbangan untung-rugi atas tindakan yang akan (belum) dilakukan.

BACA JUGA:Diduga Hendak Tawuran, Tiga Remaja di Surabaya Kocar-kacir Saat Disergap Polisi

BACA JUGA:Tim Asuhan Rembulan Satpol PP Surabaya Cegah Tawuran Antargank

Dalam bahasa teknis psikologi, bagian dari otak yang bernama korteks prefrontal (bagian otak yang bertanggung jawab untuk berpikir rasional dan logis) masih dalam tahap perkembangan. Itu akan berfungsi sempurna, lazimnya, di usia dewasa. Namun, ada juga orang dewasa yang terlambat berkembang dan masih seperti remaja.

Bagaimana otak remaja menangani emosi?

Tara dan Glenn mewawancarai mantan remaja yang kini sudah dewasa bernama Tara.

Tara menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa emosi remaja lebih besar. Antara lain, otak remaja lebih peka terhadap rangsangan. Juga, banyak hormon stres seperti kortisol cenderung dilepaskan selama masa remaja.

Kategori :