Laporan Keuangan Barcelona Disorot UEFA, Terancam Sanksi Pembatasan Pemain hingga Pengurangan Poin

Jumat 06-06-2025,16:24 WIB
Reporter : Bagus Aji
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY - FC Barcelona kembali berada di bawah sorotan UEFA setelah diduga melanggar regulasi Financial Fair Play (FFP) untuk musim kedua berturut-turut.

Dengan risiko sanksi berat seperti pembatasan pemain di Liga Champions hingga pengurangan poin, klub raksasa Catalan itu menghadapi ujian serius yang bisa berdampak besar pada masa depannya di kompetisi elite Eropa.

Pelanggaran ini terkait praktik akuntansi Barcelona yang mencatat pendapatan dari penjualan hak siar masa depan sebagai pendapatan operasional.

UEFA menolak klasifikasi tersebut dan menilai bahwa pendapatan itu seharusnya dicatat sebagai “keuntungan dari pelepasan aset tidak berwujud,” yang tidak dapat dihitung dalam perhitungan FFP.

BACA JUGA:Luis Enrique Persembahkan Gelar Liga Champions untuk Putrinya: Kemenangan Ini Untuk Xana

BACA JUGA:Barcelona Incar Thomas Partey dari Arsenal: Solusi Instan Lini Tengah Flick?

Pada Oktober 2024, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menolak banding Barcelona atas denda €500.000 yang dikenakan UEFA akibat pelaporan keuangan yang dianggap tidak akurat. CAS juga memperingatkan bahwa pelanggaran berulang akan dikenai sanksi lebih berat.

Saat ini, UEFA sedang menyelesaikan investigasi dan diperkirakan akan mengumumkan keputusan resmi dalam beberapa minggu ke depan.

Klub-klub lain seperti Chelsea dan Aston Villa juga tengah diselidiki karena dugaan pelanggaran FFP, namun karena merupakan pelanggaran pertama, sanksi mereka diprediksi lebih ringan dan bersifat finansial.

Barcelona telah menyatakan keinginan untuk menghindari sanksi berat dan sedang bernegosiasi dengan UEFA.

Namun, karena ini merupakan pelanggaran kedua berturut-turut dan mengingat peringatan sebelumnya dari CAS, klub asal Catalan itu kemungkinan besar akan menghadapi konsekuensi signifikan.

Masalah utama dalam kasus ini adalah perbedaan interpretasi laporan keuangan antara UEFA dan Barcelona. UEFA menolak klasifikasi “pendapatan operasional” atas penjualan hak siar jangka panjang, sedangkan otoritas La Liga menganggapnya sah.

Barcelona mengandalkan skema leverage untuk menjaga neraca keuangan, tetapi UEFA menilainya sebagai pelanggaran terhadap prinsip dasar FFP.

BACA JUGA:Bilbao vs Barcelona 0-3: Blaugrana dan Athletic Club Sama-Sama Berpesta

BACA JUGA:Transfer Rashford ke Barcelona Dimulai: Deco Bertemu Sang Agen

Menurut regulasi, klub yang gagal mematuhi ketentuan dapat dikenai sanksi administratif hingga pembatasan olahraga dan keuangan. Klub juga dapat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), seperti yang pernah dilakukan Barcelona pada 2024.

Laporan keuangan terbaru Barcelona menunjukkan adanya deviasi kecil dari batas yang ditetapkan, namun UEFA menilai hal ini cukup untuk dilanjutkan ke tindakan disipliner.

Dalam pernyataan resmi dari CFCB (Club Financial Control Body), disebutkan bahwa pelanggaran serupa dalam laporan keuangan 2023/24 akan dianggap sebagai pelanggaran berulang dan dikenai sanksi yang lebih keras.

UEFA tengah memverifikasi ulang catatan keuangan klub, termasuk pencatatan penjualan 10%-15% hak siar selama 25 tahun ke depan, yang oleh UEFA tidak dapat dikategorikan sebagai pendapatan operasional lain.

Jika Barcelona gagal mencapai kesepakatan atau membuktikan kepatuhannya, sanksi berat sangat mungkin dijatuhkan.

BACA JUGA:Joan Garcia Tinggalkan Espanyol, Madrid dan Barcelona Berebut Tanda Tangan Kiper Muda Spanyol

BACA JUGA:Barcelona Perpanjang Kontrak Lamine Yamal hingga 2030, Halangi Godaan Klub Kaya Raya Ini

Barcelona, Chelsea, dan Aston Villa saat ini tengah berunding dengan UEFA. Namun, karena Barcelona melanggar secara berulang, klub tersebut menghadapi ancaman lebih dari sekadar denda—yakni pembatasan jumlah pemain di kompetisi Eropa atau bahkan pengurangan poin.

UEFA berharap, melalui kebijakan FFP terbaru, kerugian finansial klub-klub dapat ditekan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan untuk menjaga keseimbangan keuangan dan persaingan sehat di kompetisi Eropa. (*) 

Kategori :