Satwa dalam Rimba Sosial Politik Indonesia

Sabtu 07-06-2025,04:33 WIB
Oleh: Agus Dermawan T.*

Pada April 2023 calon presiden PDIP diumumkan. Ternyata calon itu adalah Ganjar. Orang-orang di belakang Bambang lalu balik berseru bahwa para kader PDIP yang menolak Ganjar adalah sekumpulan unta.

Selanjutnya, mari kita simak kekayaan satwa adagium Indonesia itu dari waktu ke waktu. 

Pada masa sebelum 1965 yang sering dientak semangat kebangsaan, satwa diposisikan sebagai simbol kehebatan dan keberanian melawan. Pun, semua itu ditempelkan kepada figur-figur istimewa yang layak diberi julukan. 

Bung Karno yang bergelora dan ”mengaum” saat berpidato disebut sebagai Singa Podium. Adam Malik yang bertubuh kecil tapi cekatan dijuluki Si Kancil. Prestasi olahraga Indonesia yang dominan di Asia menyebabkan Indonesia dijuluki Macan Asia. 

BACA JUGA:Pengiriman Satwa Ilegal Digagalkan Lanal Banjarmasin

BACA JUGA:Kegiatan Johnny Depp Setelah Menang: Mengunjungi Pusat Penyelamatan Satwa

Pada zaman Orde Baru, penyair dan dramawan Rendra disebut Burung Merak. Sementara itu, Soeharto yang bertahan jadi presiden selama tiga dekade disebut Kuda Belgia. Kuda itu dimaknai sebagai hewan kuat dan amat panjang napasnya. 

Meski, mitos tersebut akhirnya diluruhkan oleh karikatur karya Schot di majalah Asiaweek edisi 27 Februari 1998. Dalam karikatur itu si Kuda Belgia digambarkan jadi kuda pedati kurus yang dikusiri Tuan IMF. Schot memakai kiasan kuda karena tahu bahwa orang Indonesia suka bermain satwa. 

Pada 1997 Front Perlawanan Rakyat dan Serikat Masyarakat NU Anti Militerisme berdemo di kebun binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Di sana mereka mendiskusikan penghapusan dwifungsi ABRI dengan beberapa orang utan. 

BACA JUGA:Pengungkapan Penyelundupan Satwa Tidak Transparan

BACA JUGA:Sekali Selundupkan Satwa Langka, Diupah Rp 400 Ribu

Ketika mereka membeber poster anti-Soeharto dan Habibie, para orang utan itu melongo, kemudian bertepuk tangan. Keesokan harinya mereka datang lagi ke Gembira Loka. Di atas punggung seekor gajah mereka membacakan teks ”Proklamasi Republik Binatang”. 

Sejarah Indonesia juga sulit melupakan peristiwa sekelompok masyarakat yang mempredikati Jaksa Agung Andi Ghalib sebagai chicken atau ayam potong karena tak berani memanggil mantan Presiden Soeharto ke pengadilan pada 1999. Ghalib pun dihadiahi ayam sayur oleh para demonstran.

Tahun 2014 terjadi pertarungan capres antara Joko Widodo versus Prabowo Subianto. Kelompok Prabowo merendahkan lawan politiknya dengan sebutan cebong atau kecebong, larva katak. 

Sebaliknya, pihak Joko Widodo mengolok sebelah sana dengan sebutan kampret, kelelawar yang selalu mengendap cari makan di gelap malam. Pada 2025 majalah Tempo dikirimi bangkai kepala babi oleh sekelompok orang. Beberapa hari kemudian paket itu diberi bonus, bangkai tikus.

Satwa memang penghuni kebun binatang dunia rasa dan pikir orang Indonesia. Dari yang gagah perkasa seperti burung garuda (itu sebabnya lambang negara Indonesia adalah burung garuda, bukan keong racun) sampai yang melata nista seperti cacing dan kelabang.

Kategori :