“Jadi sudah tidak ada lagi kolektor dam. Nah dalam posisi ini, menteri kerajaan Arab Saudi khawatir jangan-jangan tidak bisa menyelenggarakan damnya di sini,” kata Nasaruddin.
Waktu jamaah haji juga terbatas. Mereka dilarang keluar hotel pukul 10.00 sampai 16.00. Bahasa menjadi kendala. Lokasi penjualan kambing pun sangat terbatas.
“Boro-boro mau mencari tempatnya, bahasa Arabnya tidak bisa, tempatnya pun juga sangat langka. Nah, di samping itu juga, kolektor-kolektor nggak bisa masuk ke hotel, langsung ditangkap,” ujarnya.
BACA JUGA:34 Petugas KKHI Kemenkes Antarkan Safari Wukuf Para Jamaah Haji Yang Sakit
Sebagai solusi, Nasaruddin menyarankan agar penyembelihan dam dilakukan di Indonesia. Negara lain seperti Mesir sudah menerapkannya.
Ia menambahkan, sejumlah ormas Islam dan ulama lokal juga sudah memberikan panduan bahwa penyembelihan dam bisa dilakukan di tanah air.
Selain itu, ia juga menyampaikan kabar baik. Ekspor bumbu Nusantara selama musim haji mencapai 447 ton. Pemerintah berharap solusi ini membuat ibadah haji berjalan lancar dan penuh keberkahan. (*)
*) Mahasiswa Magang dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya