SURABAYA, HARIAN DISWAY – Ketegangan antara Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memanas menjelang aksi unjuk rasa yang direncanakan berlangsung selama lima hari. Aksi yang akan digelar mulai Senin hingga Jumat, 16–20 Juni 2025, menyasar dua lokasi strategis: Balai Kota Surabaya dan rumah dinas Wali Kota Eri Cahyadi.
Rencana aksi ini merupakan bentuk protes terhadap langkah Pemkot Surabaya dalam menindak juru parkir (jukir) liar yang disebut-sebut oleh FSMI telah menyulut kegaduhan di tengah masyarakat.
"Benar (akan ada aksi)," kata Baihaki Akbar, Ketua Aliansi Madura Indonesia (AMI) yang juga menjadi salah satu koordinator aksi, dalam pernyataan singkatnya pada Jumat, 13 Juni 2025.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, video resmi FSMI beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, mereka menyampaikan bahwa sejumlah pernyataan dan kebijakan dari Pemkot telah membuat suasana Surabaya tidak kondusif. Isu seperti jukir liar, tudingan premanisme, hingga polemik seputar pelaku UMKM menjadi sorotan utama.
BACA JUGA:Eri Cahyadi Tertibkan Jukir Liar di Toko Modern, Ini Skema Baru Pajak Parkir di Surabaya
BACA JUGA:Jukir di Sunan Ampel Patok Tarif Rp 20.000, Dishub Surabaya Tindak Tegas
“Kami dari Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) hari ini memberikan pernyataan sikap terkait kegaduhan di tengah-tengah masyarakat Surabaya. Yang di mana, permasalahan ini sangat membuat gaduh Kota Surabaya dengan statement-statement viralnya di TikTok, viral video-video yang beredar terkait masalah jukir liar lah, yang disebut preman lah, masalah UMKM di Surabaya,” demikian kutipan pernyataan FSMI dikatakan Baihaqi dalam video yang beredar.
Lebih jauh, FSMI mengancam akan menggelar demonstrasi besar yang berpotensi melumpuhkan aktivitas di Kota Surabaya selama lima hari penuh. Mereka menuntut agar Pemkot berhenti mengeluarkan pernyataan yang memicu polemik.
“Jangan hanya mengeluarkan statement Surabaya gaduh, yang membuat gaduh adalah Pemkot Surabaya. Dengan ini kami pastikan Senin tanggal 16-20 Jumat 2025, kami dari FSMI akan melumpuhkan Kota Surabaya camkan itu. Salam setongdereh,” ujar perwakilan FSMI lantang.
Bersamaan dengan beredarnya video tersebut, FSMI juga telah melayangkan surat pemberitahuan aksi kepada Polrestabes Surabaya. Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa aksi akan diikuti oleh sekitar 1.000 orang.
FSMI di rumah dinas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.-Suara Surabaya Media-
FSMI membawa lima tuntutan dalam aksi mereka:
1. Meminta Wali Kota Surabaya berhenti mencederai hati masyarakat Madura;
2. Menghentikan tindakan yang menyebabkan kegaduhan di Kota Surabaya;
3. Fokus pada pembangunan pendidikan dan infrastruktur, bukan pencitraan;