Manurung: ”Tapi, sudah sejak sekitar setahun Dian kerja di Semarang. Saya enggak tahu kerjanya apa. Karena setahun ini saya tidak komunikasi dengan dia. Tahu-tahu ada kabar duka ini dari polisi.”
Menurut Manurung, sebagai seorang mertua, dia melihat Dian merupakan sosok menantu yang baik dan tidak memiliki masalah dengan keluarga besar selama Dian tinggal di Pondok Kopi.
Dilanjut: ”Hubungan antara dia dan mertua, ataupun dengan ipar, baik-baik saja. Makanya, kami kaget pas mendengar kabar dari kepolisian, kenapa sampai kejadian dibunuh seperti ini.”
Suami Dian, Joko, sudah berangkat dari Jakarta ke Semarang, menjemput jenazah istrinya. Ortu Dian menginginkan Dian dimakamkan di TPU Teluk Pucung, Bekasi, Jabar. Tentu saja setelah selesai autopsi, untuk kepentingan penyidikan polisi.
Kasus itu membikin hati pilu. Bukan cuma bagi keluarga korban, melainkan juga masyarakat. (*)