Raja Ampat, Surga yang Hilang: Refleksi Hari Lingkungan Hidup

Minggu 15-06-2025,05:30 WIB
Oleh: Singky Soewadji*

BACA JUGA:Istana Cabut Izin Tambang di Raja Ampat, Begini Tanggapan Menteri Pariwisata

Pembabatan hutan mengakibatkan rusaknya habitat satwa. Sementara di banyak wilayah lainnya, daftar kematian hewan langka makin panjang. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) termasuk satwa yang paling banyak mati dalam beberapa bulan terakhir.

Satu anak gajah mati tertabrak truk di Perak, Malaysia, viral di dunia maya. Sementara itu, kurun waktu tiga tahun terakhir, ada puluhan gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) yang mati terbunuh dan hampir satu setiap bulannya, publik diam. Pemerhati dan pencinta satwa juga tidak bereaksi.

Empat gajah mati di Barumun dalam waktu lima bulan, dari 25 September 2022 hingga 14 Februari 2023. Dargo, gajah jantan usia 50 tahun, mati Minggu, 25 September 2022. Fitrie, gajah remaja betina usia 4 tahun, mati Senin, 17 Oktober 2022. Kery, gajah betina usia 45 tahun, mati Minggu, 18 Desember 2022. Dwiki, gajah jantan usia 35 tahun, mati Selasa, 14 Februari 2023.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Perintahkan untuk Evaluasi Izin-Izin Tambang di Raja Ampat

BACA JUGA:Destinasi Wisata Premium tanpa Tambang di Raja Ampat

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, telah terjadi beberapa kasus kematian gajah sumatera. Di antaranya di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, dan di daerah lain. Sementara itu, di Way Kambas telah terjadi empat kasus kematian gajah sumatera di TNWK Lampung dalam setahun terakhir, termasuk kematian seekor anak gajah yang baru-baru ini ditemukan. 

Penyebab kematian anak Gajah itu masih diselidiki. Sampel telah diambil untuk diuji di laboratorium. 

Di daerah lain juga ditemukan kematian gajah sumatera. Di antaranya di perkebunan Langkat, Sumatera Utara.  Kematian gajah di perkebunan itu juga masih dalam penyelidikan untuk menentukan penyebabnya. Di Aceh Jaya, seekor gajah betina ditemukan mati membusuk. Penyebab kematiannya belum diketahui. 

BACA JUGA:Bahlil Lahadalia Tinjau Tambang PT GAG Nikel di Raja Ampat, Dirjen ESDM Sebut Tambang Tak Ada Masalah

BACA JUGA:Aktivitas Tambang Ancam Ekosistem Raja Ampat, Greenpress Serukan Aksi Tegas

Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan populasi gajah sumatera adalah hilangnya habitat, perburuan, konflik antara gajah dan manusia, serta peracunan. 

Perburuan gading juga menjadi ancaman serius bagi kelestarian gajah sumatera. Hilangnya habitat akibat deforestasi dan konversi hutan juga berdampak besar pada populasi gajah.

Kesadaran kita akan lingkungan masih rendah. Ketika ada pilihan antara penambangan dan problem lingkungan, dengan mudah lingkungan dikorbankan. Belum ada kesadaran bahwa kerusakan lingkungan di satu tempat akan membawa pengaruh yang sangat luas di seluruh dunia. 

BACA JUGA:Bahlil: Tambang PT Gag Nikel Berjarak 30-40 Km dari Kawasan Wisata Raja Ampat

BACA JUGA:Bahlil Hentikan Sementara Tambang Nikel di Raja Ampat, Selidiki Laporan Kerusakan Lingkungan

Kategori :