Magang Spesialis Media Sosial Harian Disway: Lebih dari Sekadar SKS

Selasa 17-06-2025,14:06 WIB
Oleh: Noor Arief Prasetyo


--

Oleh: Rendy Prastyo Nugroho

"Magang itu bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Magang adalah cara kita belajar menghadapi dunia nyata sebelum benar-benar masuk ke dalamnya."

Pernyataan ini bukan kutipan dari buku motivasi, melainkan kesimpulan yang saya tarik sendiri setelah lebih dari dua bulan menjalani program magang di Harian Disway—salah satu media massa yang dikenal progresif di Jawa Timur.

Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, saya ditempatkan di bagian spesialis media sosial, bertugas sebagai editor dan videografer. Selama proses magang, saya tidak hanya memproduksi konten visual untuk Instagram dan TikTok, tetapi juga belajar langsung tentang dinamika kerja di industri media.

Magang Bukan Dadakan

Sebelum resmi diterima sebagai editor dan videografer di Harian Disway, saya menyusun beberapa strategi dasar: menentukan apa yang ingin saya pelajari (kemampuan storytelling visual dan dinamika tim redaksi), memperbarui portofolio video kampus, serta memahami gaya komunikasi visual Harian Disway.

BACA JUGA:Magang Rasa Karyawan di Harian Disway: Serunya Jadi Social Media Specialist

BACA JUGA:Magang Social Media Specialist di Harian Disway: Penuh Pelajaran Tentang Dunia Media Sosial

Saya juga melakukan riset kecil. Siapa audiens utama media ini, seperti apa gaya medianya, dan tren media sosial apa yang sedang dimainkan? Dari sini, saya belajar bahwa persiapan bukan soal teknis semata, tapi juga menyangkut mentalitas: apakah kita siap menjadi bagian dari industri?

Belajar di Ruang Nyata

Saat mulai magang di Harian Disway, saya langsung menyadari bahwa dunia kerja sangat berbeda dari teori di kampus. Di divisi spesialis media sosial, saya belajar banyak hal baru—dari cara membuat konten untuk Instagram dan TikTok, hingga mengedit video agar sesuai dengan gaya media dan kebutuhan audiens.

Saya tidak hanya menunggu tugas, tapi berinisiatif membantu tim, ikut diskusi konten, dan terlibat langsung dalam proses produksi. Dari setiap proyek, saya belajar pentingnya pesan yang jelas, visual yang menarik, dan waktu tayang yang tepat.

Kritik dan saran dari tim saya jadikan bahan belajar. Sedikit demi sedikit, saya mulai dipercaya untuk menangani konten secara mandiri. Di sini saya paham, kerja kreatif itu bukan hanya soal ide, tapi juga soal kecepatan, kerjasama, dan tanggung jawab.


Penulis yang terlibat dalam salah satu even Harian Disway, Surabaya Tourism Awards 2025.-Dokumen Pribadi-

Magang Bukan Akhir, Tapi Awal

Kini, menjelang akhir masa magang, saya menyadari bahwa pengalaman ini bukan hanya menambah baris di CV. Ini adalah proses membentuk mental profesional, melatih kepekaan terhadap dinamika tim, serta memahami bahwa di dunia kerja, kecepatan berpikir dan fleksibilitas adalah kunci.

Saya memperbarui LinkedIn saya, menyusun portofolio video terbaik saya selama magang, dan yang paling penting: saya tetap menjaga komunikasi dengan tim media sosial Harian Disway. Siapa tahu, suatu saat nanti, pintu karier saya terbuka lagi lewat jejaring ini?

Magang Sebagai Investasi

Kategori :