Tenang, Amerika Serikat Tak Selalu Menang Perang

Jumat 20-06-2025,06:33 WIB
Reporter : Tofan Mahdi*
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA:Rudal Iran Hantam Pusat Kota Tel Aviv, Rumah Sakit Hingga Bursa Efek Rusak Parah

Namun, perubahan besar terjadi pada 1979 dengan jatuhnya pemerintahan Syah Iran Mohammad Reza Pahlevi. 

Karena skandal korupsi, kuatnya arus budaya westernisasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan Islam, serta kondisi ekonomi Iran yang makin buruk, pecahlah revolusi Iran pada 1979. 

Pemerintahan syah Iran tumbang dan sistem pemerintahan Iran diganti menjadi REPUBLIK ISLAM IRAN di bawah kepemimpinan Ayatollah Ruhollah Khomeini. 

Setelah Revolusi Iran, Syah Reza Pahlevi kabur ke sejumlah negara, mulai Maroko, Panama, Amerika Serikat, dan Mesir hingga akhir hayatnya.

BACA JUGA:Israel Marah Rudal Iran Hantam RS, Iran Sebut Hanya Sasar Markas IDF

BACA JUGA:Rusia Wanti-Wanti AS Agar Tidak Terlibat dalam Konflik Israel-Iran

Revolusi IRAN juga menandai berakhirnya intervensi AS dan Barat di IRAN. Setelah menggulingkan Syah Reza Pahlevi, rakyat IRAN menyerbu Kedutaan Besar AS di Teheran, menyendera sejumlah diplomat (dibebaskan setelah beberapa pekan disandera), dan menutup kantor kedutaan besar AS selamanya. 

Hingga hari ini, IRAN tidak membuka kembali hubungan diplomatik dengan AS dan israel. 

Kekalahan Amerika

Presiden Donald Trump menyampaikan sejumlah pernyataan yang memberikan sinyal bahwa AS akan terlibat langsung dalam perang IRAN dengan israel. 

BACA JUGA:Perang Iran-Israel Berlanjut Hingga Senin, Iran Bersumpah Akan Lanjutkan Hingga 'Kehancuran Total'

BACA JUGA:Trump Desak Iran Buka Negosiasi dengan Israel, Atau Hadapi Serangan yang Lebih Brutal

Meski menimbulkan banyak kekhawatiran akan meluasnya konflik militer tersebut, sebagian pengamat menyebut bisa menjadi awal Perang Dunia III, keterlibatan AS tidak akan menjamin proksi Israel dan Barat akan bisa mengalahkan IRAN. 

Apalagi, Rusia sudah memberikan warning kepada AS, jika Washington ikut menyerang Teheran, Moskow akan turun tangan. 

Meski saat ini mengeklaim diri sebagai negara adidaya dengan kekuatan militer terbesar di dunia, rekam jejak keterlibatan AS dalam sebuah perang atau pertempuran tidak selalu baik-baik saja. 

Kategori :