Konsensus Tokoh Nasionalis-Religius dalam Merawat Pancasila

Jumat 20-06-2025,09:33 WIB
Oleh: Biyanto*

PANCASILA SEBAGAI KONSENSUS

Kedekatan tokoh-tokoh Boedi Oetomo dan Muhammadiyah menunjukkan adanya hubungan baik di antara mereka. 

Karena itulah, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa gerakan kebangkitan nasional sebelum dan sesudah kemerdekaan sejatinya tidak dapat dilepaskan dari adanya kesepahaman alias konsensus antar-pendiri bangsa. 

Para pendiri bangsa itu umumnya adalah aktivis gerakan dengan latar belakang ideologi nasionalis atau agamis. Meski sering kali terjadi perdebatan sengit dalam menentukan persoalan yang bersifat fundamental, mereka mampu menemukan titik temu yang disepakati bersama. 

Sebagai contoh dapat dicermati dari penggalan peristiwa yang mengiringi kemerdekaan dan perumusan sila-sila dalam Pancasila.

Tatkala ada sebagian elemen bangsa yang berkeberatan dengan rumusan Pancasila yang termuat dalam Piagam Jakarta, salah seorang anggota PPKI sekaligus ketua Hoof Bestuur Muhammadiyah, yakni Ki Bagoes Hadikoesoemo, tampil memberikan solusi. 

Dalam sidang PPKI pada 18 Agustus 1945, Ki Bagoes mengusulkan perubahan rumusan sila pertama Pancasila menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Padahal, saat itu mayoritas anggota PPKI telah menyepakati pernyataan Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat rumusan sila pertama Pancasila berbunyi ”Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya”. 

Kesepakatan itu ternyata masih menyisakan persoalan. Delegasi dari Indonesia Timur menyatakan keberatan dengan rumusan sila pertama Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta. 

Keberatan itu disertai ancaman keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Menghadapi kondisi tersebut, tokoh-tokoh Islam tampak berlapang dada. Mereka bersedia mengubah rumusan sila pertama Pancasila. 

Kesediaan mereka menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta menunjukkan bahwa substansi rumusan sila pertama Pancasila sesuai dengan jiwa tauhid dalam Islam. 

Perspektif sejarah tersebut penting untuk menegaskan bahwa Pancasila dan NKRI merupakan konsensus para pendiri bangsa.

BERSAMA HADAPI TANTANGAN

Untuk merawat nilai-nilai nasionalisme dan tegaknya NKRI, tentu dibutuhkan solidaritas dan pengorbanan. Di tengah keinginan semua elemen bangsa untuk memperkuat nilai-nilai nasionalisme itu, ternyata masih ada tantangan yang datang dari aktivis gerakan berideologi transnasional. 

Gerakan transnasionalis dapat ditemukan dalam sejumlah organisasi yang tiada henti memperjuangkan berdirinya negara ideologis bercorak lintas batas. 

Kategori :