Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (8): Adaptasi ala Negara Nordik

Jumat 20-06-2025,09:00 WIB
Reporter : Mushonnifun Faiz S *)
Editor : Heti Palestina Yunani

Lima hari kemudian, saya menjalani penyambutan di Subject Supply Chain Management and Social Responsibility. Di situlah saya pertama kali bertemu dengan dua supervisor saya. Degree supervisor: Diego Vega, dan thesis supervisor: Anna Aminoff.

Baru saja datang, kami semua sudah disibukkan dengan mengirim aplikasi funding untuk tahun kedua. Itu karena kontrak kami hanya 50 persen di tahun kedua. Kebetulan ada salah seorang research foundation yang sedang buka dengan deadline 15 Agustus 2024. 

BACA JUGA:Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (4): Menembus Finlandia dari Denmark dan Malaysia


Sesi penyambutan doctoral researcher baru pada 1 Agustus 2024. Tampak Rektor Hanken School of Economics (baju putih), di sampingnya Dean of Research, serta Koordinator PhD Program (di podium, berkacamata).--Mushonnifun Faiz S

Tanpa menunggu lama, pada 14-17 Agustus 2025, saya mengikuti mata kuliah pertama. Mata kuliahnya cukup berat: Theories and Research in Logistics and Supply Chain Management. Disampaikan dalam bentuk workshop selama empat hari yang diselenggarakan oleh Kataja, asosiasi sekolah bisnis di Finlandia yang menyelenggarakan kuliah bersama. 

Pesertanya adalah DR dari berbagai universitas di Finlandia dan Jerman. Kedua profesor yang memberi materinya dari AS. Orang top di bidang supply chain management. Karya-karyanya dulu sering saya baca sehingga saya bangga mendapat kesempatan bertemu dengan mereka. 

Belum selesai napas setelah kuliah, urusan administrasi yang lain juga menanti. Misalnya membuat akun bank lokal untuk saya dan istri, membeli perlengkapan tambahan untuk rumah, sampai beradaptasi dengan waktu salat yang sangat menantang. Maklum, siang begitu panjang, sehingga Maghrib dan Isya sekitar jam 10 dan 12an malam, sementara jam 2 pagi sudah Subuh. 

BACA JUGA:Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (5): Welcome, Negara Paling Bahagia!

Selain itu, dengan tinggal di negara minoritas, maka kami harus memastikan bahan makanan yang dibeli benar-benar halal. Selain dari toko daging halal, saat membeli di supermarket harus mengecek satu per satu ingredients-nya. 

Jika ada bahan kimia yang ada kodenya, kami harus cek menggunakan aplikasi halal check. Semata untuk melihat apakah kandungan zat tersebut diturunkan dari tumbuhan atau hewan, yang mana jika hewan, maka rawan berasal dari babi.

Praktis pada bulan pertama, kami benar-benar lama jika pergi ke supermarket. Karena harus scan satu per satu dan menerjemahkan bahasa di kemasannya yang menggunakan bahasa Suomi atau bahasa Finnish/Finlandia.  

Ah, betapa luar biasa fase adaptasi ini. Dari saya yang menjadi dosen yang membimbing, kini saya bertransisi menjadi mahasiswa S3 yang dibimbing. Dari istri yang baru saja merasakan nikmatnya bekerja, kini kembali menjadi ibu rumah tangga. Begitu pula anak kami yang baru saja merasa nyaman dengan kehidupan daycare-nya di Surabaya, kini dia harus menyesuaikan kembali di rumah bersama ibunya. (*)

(*/Heti Palestina Yunani)

Indeks: Sistem pendidikan doktoral di Finlandia. Baca besok…


Mushonnifun Faiz Sugihartanto adalah Doctoral Researcher, Hanken School of Economics, Helsinki, Finlandia.--Mushonnifun Faiz S

Kategori :