Kala itu, keluarga Tjokroaminoto membuat peraturan untuk anak-anak kos. Peraturan yang berguna untuk melatih kedisiplinan dan taat waktu.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (3): Hadirkan Spirit Bung Karno dengan Napas Digital
“Dialah yang membuat peraturan. Seperti makan malam jam sembilan. Barangsiapa datang terlambat, tidak dapat makan. Anak sekolah sudah harus ada di kamarnya jam 10 malam. Kemudian bangun pagi jam 4 untuk belajar. Selain itu, dilarang bermain-main dengan anak gadis," kata Bung Karno dalam Penjambung Lidah Rakjat.
Kamar kos Soekarno sempit dan gelap. Sehingga, harus menyalakan lampu terus-menerus, walaupun masih siang hari.
Soekarno ditemani oleh sebuah meja reyot untuk menyimpan buku. Juga sebuah kursi kayu, sangkutan baju, serta sehelai tikar pandan. Tidak ada kasur dan bantal.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (2): Tumpeng yang Bikin Gemetar
Tidak ada sehelai kelambu pun yang melindunginya dari gigitan nyamuk. Meski begitu, kondisi tersebut tak memadamkan semangat Soekarno untuk terus belajar. Bahkan hingga larut malam dengan ditemani pelita. Ia tak punya uang untuk membeli bohlam.
Menurut buku tersebut, Tjokroaminoto berusia 33 tahun ketika Soekarno datang ke Surabaya. Di kos itu, Soekarno belajar banyak hal dan berteman dengan buku. Seperti buku karangan Karl Marx, Friedrich Engels, Jacques Rousseau, Voltaire, Majalah Vogue, dan Nugget.
Pengetahuannya semakin luas. Dalam usianya yang masih belia, Bapak Proklamator itu sudah memahami Revolusi Prancis, gerakan buruh Inggris, sejarah kemerdekaan Amerika, dan mitologi Yunani.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (1): Warisan Abadi Spirit Bung Karno
Soekarno tidak bersikap seperti anak lainnya yang suka bermain-main usai makan malam. Justru ia memilih bergaul dengan para tetua. Menyerap berbagai pengetahuan dari mereka.
Termasuk cara membebaskan bangsa dari belenggu kolonialisme. Pun, menumbuhkan semangat revolusi untuk mewujudkan kemerdekaan.
Soekarno pun jadi tahu tentang berbagai kegiatan di SI. Juga alasan Tjokroaminoto mendirikan organisasi tersebut.
Museum H.O.S. Tjokroaminoto menyimpan berbagai koleksi bersejarah. Tempat itu menyemai ide revolusi pada diri Soekarno muda.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Blitar Siapkan 5.000 Tumpeng untuk Haul ke-55 Bung Karno
Tak cuma itu, Tjokroaminoto juga sering menerangkan kepada Soekarno tentang peranan utama dari aktivitas politik dan berbagai ideologi.