Eksotika Bromo 2025 Hari Pertama, Tari Bungo Serangkai Kisahkan Tradisi Pengambilan Madu di Jambi.

Sabtu 21-06-2025,20:51 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

PROBOLINGGO, HARIAN DISWAY - Eksotika Bromo 2025 digelar di Lautan Pasir Gunung Bromo, Probolinggo, pada 21-22 Juni 2025. Itu merupakan ajang kedelapan yang telah digelar di Lautan Pasir.

Berbagai penampil dari beberapa daerah di Indonesia unjuk gigi. Salah satunya adalah pementasan bernuansa tradisi. Yakni tari bungo serangkai dari Jambi.

Tari tersebut dibawakan oleh para penari muda dari Sanggar Tari Bungo Serangkai. Para penari perempuan mengenakan pakaian serba hitam. Terdapat hiasan kepala dari rotan yang menjulur ke atas. Seperti antena lebah.

BACA JUGA:Eksotika Bromo 2025 Resmi Dibuka, Olivia Zalianty Bacakan Puisi Kidung Tengger

"Tari bungo serangkai adalah representasi dari tradisi pengambilan madu yang dilakukan oleh Suku Batin Sembilan. Tepatnya dari Desa Muaro Singoan, Batanghari, Jambi," ujar Agung Habibillah, pimpinan Sanggar Tari Bungo Serangkai. 

Suku Batin Sembilan mengambil madu dari sarang lebah di pohon. Mereka menggunakan alat-alat tradisional. Salah satunya ambung. Yakni keranjang kecil yang terbuat dari rotan. Di dalamnya terdapat wadah dari tempurung kelapa berisi air beras. 


Tari bungo serangkai asal Jambi yang mengisahkan tradisi pengambilan madu oleh suku Batin Sembilan di Jambi.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY

"Setiap kali kami mengambil madu dari sebuah pohon, kami selalu meminta izin pada pohon tersebut. Karena tanaman punya ruh. Mereka memberi kehidupan bagi masyarakat. Termasuk sebagai tempat yang cocok digunakan sebagai sarang lebah madu," ungkapnya.

BACA JUGA:Eksotika Bromo 2025 Hadir Kembali, Sajikan Simfoni Budaya, Alam, dan Spiritualitas di Tengah Lautan Pasir

Cara menghormati pohon tersebut adalah dengan memercikkan air beras itu pada batangnya. Maka, dalam tari bungo serangkai, para penari melakukan gerakan memercikkan air beras dari dalam ambung.

Setelah itu para penari bersidekap. Ritme alat musik rebana bertalu. Mereka menyebutnya musik kompangan. Sebagai tanda dimulainya ritus pengambilan madu.

Para penari itu berkumpul. Lalu bergerak ke beberapa arah. Mengambil plarak klapo atau daun kelapa dari dalam ambung. Diacungkan ke atas, lalu digoyangkan dengan gerakan memutar. 

BACA JUGA:Eksotika Bromo 2024 (2): Suku Tengger tampilkan Bumi Hila Hila

Dalam tradisi asli, plarak klapo tersebut ujungnya disulut api. Untuk menakut-nakuti para lebah. Jika lebah-lebah itu menyingkir, Suku Batin Sembilan dapat mengambil madu dengan leluasa. Tari tersebut pertama kali dipertontonkan dalam Eksotika Bromo. 


Tari bungo serangkai dari Jambi. Tampak para penari menarikan tradisi proses pengambilan madu di hutan oleh suku Batin Sembilan di Jambi.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY

Kategori :