HARIAN DISWAY - Masyarakat Kota Pasuruan kerap mengeluhkan penebangan pohon-pohon tepi jalan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Pasuruan.
Masyarakat beranggapan penebangan pohon-pohon itu menjadikan Kota Pasuruan kering dan lebih panas. Namun, DLHKP Kota Pasuruan memiliki maksud lain di penebangan pohon-pohon tersebut.
Salah satu alasan yang diungkapkan DLHKP Kota Pasuruan adalah untuk keindahan kota. Kepala DLHKP Kota Pasuruan Samsul Rizal menjelaskan, untuk penebangan dilakukan untuk pohon-pohon yang akarnya mengganggu trotoar dan juga alasan penggantian jenis pohon.
BACA JUGA:Wali Kota Pasuruan Paparkan Layanan Pengaduan e-sambat Pada Ombudsman RI
"Seperti di Alun-alun ditebang karena akar pohon merusak trotoar," katanya.
Menurut Rizal, untuk pohon-pohon di beberapa ruas jalan seperti Jalan Panglima Sudirman dan Jalan Untung Suropati bukan dilakukan penebangan. Melainkan, pihaknya hanya melakukan pengeprasan ranting-ranting pohon.
Ia mengatakan, hal itu dimaksudkan supaya ranting-ranting pohon tidak sampai menggangu kabel-kabel dan juga untuk keindahan kota di malam hari.
"Bukan ditebang tapi dikepras supaya lampu-lampu kalau malam kelihatan lebih jelas," paparnya.
BACA JUGA:Wali Kota Pasuruan Susuri Sungai Gembong, Temukan Sampah dan Bangunan Liar
Sementara untuk pohon-pohon yang ditebang, pihaknya mengupayakan penggantian dengan pohon jenis baru seperti Tabebuya yang ditanam di tepi jalan sepanjang Alun-alun.
Di sisi lain, warga mengeluhkan kondisi suasana kota yang gersang dan panas. Lutfi, salah satu warga Kecamatan Purworejo mengatakan, saat ini Pemkot Pasuruan dinilai tidak berpihak pada kerindangan kota dan juga lingkungan. Ia menyayangkan penebangan pohon-pohon tepi jalan yang sebenarnya sangat bermanfaat.
"Akhir-akhir ini memang Pemkotnya kelihatan tidak pro lingkungan. Pohon-pohon ditebang sedangkan pohon penggantinya ternyata masih lama tumbuhnya. Suasana jadi sangat panas," katanya.(*)