Cara Efektif Mencegah Anak Cemburu pada Adiknya

Senin 23-06-2025,17:00 WIB
Reporter : Angelica Sanjaya*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Kehadiran adik yang baru lahir dalam keluarga adalah kebahagiaan, namun bagi anak pertama, hal ini bisa menjadi ancaman emosional. Fenomena ini terjadi saat si sulung merasa kehilangan peran utama dalam keluarga.

Jika tidak ditangani dengan tepat, perasaan ini dapat berkembang menjadi kecemburuan yang berdampak panjang.

Mengapa Anak Bisa Cemburu pada Adiknya?


Kehadiran adik baru dapat memicu kecemburuan pada anak sulung karena merasa tersaingi dalam mendapatkan perhatian orang tua. --Gemütlichkeit

Kecemburuan kakak terhadap adik sering kali dipicu oleh ketakutan akan kehilangan perhatian dan kasih sayang orang tua. Anak merasa bahwa kehadiran adik mengancam posisi dan identitasnya.

BACA JUGA: Dua Kakak Adik Saling Sebal, Ada 5 Fakta Adaptasi Film Korea My Annoying Brother

Hal ini sangat umum terjadi terutama pada anak usia prasekolah. Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kecemburuan antara lain:

  • Usia dan jarak kelahiran: Semakin dekat jaraknya, semakin besar potensi konflik.
  • Temperamen anak: Anak yang sensitif cenderung lebih mudah merasa terancam.
  • Perlakuan orang tua: Membandingkan anak, favoritisme, serta pemberian label negatif dapat memperburuk kondisi ini.

Tanda Anak Mengalami Kecemburuan

Anak tidak selalu mengungkapkan kecemburuan secara langsung. Beberapa perilaku yang dapat menjadi indikator antara lain:

BACA JUGA: 5 Hal yang Anak Remaja Harapkan dari Orang Tuanya

  • Bersikap agresif terhadap adik.
  • Menunjukkan regresi seperti mengompol atau minta digendong kembali.
  • Menjadi lebih rewel atau tantrum.
  • Menarik diri dan enggan berinteraksi.
  • Menunjukkan sikap kompetitif secara berlebihan.

Langkah-Langkah Pencegahan yang Dapat Dilakukan Sejak Masa Kehamilan

Persiapan mental anak sulung sebaiknya dilakukan sejak sebelum adik lahir, antara lain:

  • Memberi kabar secara bertahap, dengan bahasa yang disesuaikan usia.
  • Melibatkan anak dalam persiapan, seperti memilih nama atau perlengkapan adik.
  • Memberikan identitas baru yang positif, misalnya dengan memanggilnya “Kakak Hebat.”

BACA JUGA: Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak, Harus Jadi Panutan dan Teladan

Strategi Mengelola Hari-Hari Pertama Setelah Adik Lahir

Transisi di minggu awal sangat penting untuk menciptakan kesan pertama yang positif:

  • Sambut si kakak terlebih dahulu sebelum memperkenalkan adik.
  • Berikan "hadiah dari adik" sebagai simbol ikatan baru.
  • Validasi perasaan kakak tanpa menghakimi perilaku negatifnya.
  • Hadapi regresi dengan empati, bukan hukuman.
  • Terapkan konsep adil yang fleksibel: adil bukan berarti sama rata, melainkan sesuai kebutuhan masing-masing anak.

BACA JUGA: 6 Tahapan Menerapkan Sittervising Parenting Agar Orang Tua Bebas Burnout dan Anak Makin Kreatif

Peran Penting Ayah dan "Waktu Spesial"

Saat ibu fokus merawat bayi, ayah dapat menjadi jangkar emosional bagi si kakak dengan:

  • Mengambil alih rutinitas harian yang menyenangkan.
  • Menyediakan waktu eksklusif (minimal 10–15 menit per hari) bersama kakak tanpa gangguan.
  • Memberikan perhatian penuh agar si kakak tetap merasa dilibatkan dan dicintai.

BACA JUGA: Jangan Lakukan Lagi! Ada Pengaruh Bentakan Orang Tua Terhadap Kepercayaan Diri Anak ketika Dewasa

Membangun Hubungan Kakak-Adik Jangka Panjang

Setelah masa adaptasi berlalu, upaya orang tua tetap dibutuhkan untuk memperkuat hubungan kakak-adik:

  • Berikan peran yang membanggakan, bukan membebani.
  • Dorong kerja sama, bukan kompetisi, melalui permainan atau aktivitas bersama.
  • Ajarkan penyelesaian konflik dengan adil dan empatik.
  • Pahami tantangan psikologis anak sulung dan berikan ruang untuk tetap menjadi anak-anak.

Menghadirkan adik bagi anak sulung adalah perubahan besar yang memerlukan persiapan dan strategi. Dengan komunikasi yang terbuka, pelibatan aktif, validasi emosi, serta pembagian peran yang sehat, orang tua dapat mengubah potensi konflik menjadi kesempatan emas untuk menumbuhkan empati, kemandirian, dan hubungan yang harmonis antar saudara. (*)

Kategori :