Pizza ini dipanggang dalam loyang besar dan dipotong sesuai permintaan pelanggan, lalu ditimbang untuk menentukan harga.
Adonannya sangat berhidrasi (>70 persen) dan difermentasi dingin, menciptakan tekstur yang renyah di bagian bawah dan ringan di dalam. Ragam toppingnya tak terbatas:
- Pizza Bianca: hanya minyak zaitun dan garam, kadang terdapat rosemary.
BACA JUGA: Starbucks Italia Luncurkan Kopi Campur Minyak Zaitun, Bagaimana Rasanya?
- Pizza Rossa: hanya dengan saus tomat tanpa keju.
- Kombinasi musiman seperti kentang dan rosemary.
5. Pizza alla Pala
Pizza alla Pala juga berasal dari Roma dan dibuat menggunakan sisa adonan roti. Namanya merujuk pada pala (dayung kayu) yang digunakan untuk memanggangnya langsung di atas batu oven, tanpa loyang.
Adonannya sangat lembek dengan hidrasi ekstrem (80% atau lebih) dan menghasilkan tekstur yang lapang serta renyah. Bentuknya panjang, dan topping biasanya ditambahkan setelah matang, seperti:
- Prosciutto crudo
- Keju stracciatella
- Arugula segar
BACA JUGA: Kolaborasi Pertama La Regina dan Seventeen Skyview Resto & Lounge Demi Italia yang Otentik
BACA JUGA: Yasai Itame dan Spaghetti, Kelezatan Jepang-Italia
Kelima pizza ini menjelaskan bahwa “pizza Italia” merupakan sebuah proporsi rasa, teknik, dan nilai budaya. Masing-masing jenis pizza menyimpan cerita tentang sejarah, iklim, bahan lokal, dan filosofi dapur masyarakatnya.
Dengan memahami kekayaan ragam pizza Italia, kita tidak hanya menikmati kelezatannya, tetapi juga menghargai warisan kuliner yang membentuknya. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya