HARIAN DISWAY - DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bidang pariwisata dan kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan Tautan Seni untuk mengadakan pentas dalam rangka memeriahkan momen Bulan Bung Karno pada Juni 2025.
Yayasan Taut Seni adalah yayasan yang berada di bawah pengelolaan Bumi Purnati Indonesia. Bumi Purnati Indonesia adalah produsen seni yang berdiri sejak 2007, serta meliputi berbagai sektor seni. Termasuk seni pertunjukan, pameran seni rupa, sampai konsultasi seni dan penerbitan buku.
Pementasan tersebut adalah bentuk pementasan teater arsip yang mempertontonkan tokoh Imam Al-Bukhari dan Soekarno. Generasi muda masa kini dapat menyimak kembali cerita Soekarno melalui panggung budaya.
Jadi, pentas yang digarap oleh Bumi Purnati Indonesia merupakan pentas kolaborasi teater musikal Indonesia dengan Uzbekistan. Dalam pentas tersebut akan ditunjukkan momen saat Soekarno berkunjung ke Uzbekistan yang menjadi lokasi makam Imam Al-Bukhari.
BACA JUGA:Semarak 77 Tahun YPPI, Hadirkan Pentas Seni dan Orkestra Para Siswa
Tujuan kunjungan Soekarno saat itu untuk memenuhi undangan Presiden Uni Soviet pada 1956. Namun, sebelum memberikan persetujuan untuk pergi ke sana, Soekarno meminta Nikita Khrushchev yang waktu itu menjabat sebagai Presiden Uni Soviet agar menemukan kembali makam Imam Al-Bukhari yang merupakan ahli hadis dalam Islam.
Bumi Purnati Indonesia dengan The Drama Theater of Kattakurgan Uzbekistan menampilkan pentas seni bertajuk Imam Al-Bukhari dan Soekarno. - Fendi Siregar - Bumi Purnati Indonesia
Kunjungan tersebut tentunya memiliki nilai sejarah yang penting karena mampu memperkuat hubungan politik Indonesia dan Uzbekistan yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Dalam pentas seni tersebut, akan ada musik klasik dan modern, lagu nasional, musik tradisi, di Indonesia dan Uzbekistan, acara zikir, film dokumenter, serta simbol keagamaan dari kedua negara tersebut. Seluruh unsur tersebut menjadi bagian dari cerita teater yang menampilkan tokoh kunci dalam sejarah, yaitu Bung Karno dan Khrushchev.
Pentas seni bertajuk Imam Al-Bukhari dan Soekarno tergolong historical reenactment atau reka ulang adegan bersejarah yang mampu mengingatkan kembali misi-misi seni Indonesia dengan negara lain pada era pemerintahan Soekarno, terutama saat memasuki 1950-1965.
BACA JUGA:Jejak Soekarno yang Dikenang Oleh Untag Surabaya dari Rumah Cokro ke Wisma Yaso
BACA JUGA:Rumah Kelahiran Bung Karno dan Perjuangan Meluruskan Sejarah: Soekarno Arek Suroboyo!
Kunjungan Soekarno ke Uzbekistan kala itu bersamaan dengan peristiwa perseteruan antara Blok Timur dan Blok Barat. Sehingga, harus berhati-hati. Sebab, Indonesia adalah negara yang tidak condong pada kedua blok tersebut dan menganut politik bebas-aktif.
Kerja sama Indonesia dengan Uzbekistan pada kesempatan ini hanya berfokus pada teater dan seni pertunjukkan. Dengan berlandaskan peristiwa sejarah tersebut, Bumi Purnati Indonesia tidak sendirian menggarap pentas seni itu.