Penutupan Total Jalur Gumitir Tuai Protes, DPRD Jatim Usulkan Moda Transportasi Pengganti

Minggu 29-06-2025,19:51 WIB
Reporter : Ghinan Salman
Editor : Taufiqur Rahman

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jalur lintas Gunung Gumitir bakal ditutup total selama dua bulan, mulai Juli hingga September 2025 mendatang.

Penutupan ini dilakukan seiring dilaksanakannya perbaikan jalan nasional oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim - Bali.

Menurut rencana, perbaikan tersebut akan dimulai pada 24 Juli dan diperkirakan berlangsung hingga rampung pada Desember 2025.

Rencana penutupan total jalur yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi tersebut menuai polemik.

Sejumlah pihak menyampaikan penolakan. Mulai dari masyarakat, Pemkab Banyuwangi, hingga kalangan legislatif. 

Anggota Komisi D DPRD Jatim Agung Mulyono juga menyatakan penolakannya terhadap rencana penutupan total jalur lintas Gunung Gumitir tersebut.

”Kami menolak penutupan total tanpa solusi alternatif yang memadai," ungkap Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim itu, Minggu, 28 Juni 2025.

Agung menilai, pembangunan infrastruktur harus berpihak pada rakyat. Dalam kasus Jalur Gumitir, aspek teknis tidak boleh berdiri sendiri, melainkan harus diimbangi dengan pertimbangan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan.

BACA JUGA:Catat, Jalur Jember-Banyuwangi via Gumitir Akan Ditutup untuk Perbaikan, Lalu Lintas Dialihkan Lewat Bondowoso

BACA JUGA:Soekarno Run Warnai Puncak Bulan Bung Karno, 24 Ribu Warga Jatim Turun ke Jalan di 3 Wilayah

Ia menyebut, semua pihak perlu duduk bersama untuk mengambil keputusan terbaik. Selain itu, menurutnya, perlu penghitungan yang matang dari ahli untuk mengetahui secara detail dampak dari penutupan total Jalur Gumitir.

Sebab, jalur tersebut yang merupakan urat nadi penghubung antara Banyuwangi dan Jember.

Ia meminta pemerintah pusat dan daerah duduk bersama merumuskan pendekatan yang tidak hanya mengamankan lereng, tetapi juga menjaga nadi kehidupan warga.

”Apalagi sebentar lagi Nataru, di mana masyarakat akan mudik. Harus segera dilakukan sebelum muncul polemik di kemudian hari saat mudik Nataru,” tegasnya.

Belajar dari kasus serupa di Cangar–Mojokerto, ia menyebut bahwa keselamatan dan konektivitas tidak harus menjadi pilihan yang saling meniadakan.

Kategori :