KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, Sembilan Kapal Penyelamat Dikerahkan

Kamis 03-07-2025,10:31 WIB
Reporter : Meylia Muji Astutik*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengonfirmasi terjadinya insiden tenggelamnya kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya milik operator swasta PT Raputra Jaya di lintasan Ketapang, Gilimanuk, Selat Bali, pada Rabu, 2 Juni 2025 di malam hari.

Peristiwa tersebur pertama kali terdeteksi pada pukul 23.20 WIB ketika kapal mengalami gangguan dan mengirimkan sinyal permintaan bantuan melalui radio komunikasi. 

Sekitar 15 menit kemudian, kapal dilaporkan mengalami mati listrik total (blackout) dan kemudian terbalik serta hanyut ke arah selatan. Lokasi terkair kapal tercatat di koordinat -08°09.371', 114°25.1569'. 

BACA JUGA:Kapal Cepat Banyuwangi-Denpasar Beroperasi Juli 2025, Waktu Tempuh Cuma 3 Jam!

PT ASDP menyatakan bahwa proses tanggap darurat dan evakuasi ditangani langsung oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi bersama Basarnas, serta melibatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk ASDP.

Hingga saat ini, sembilan kapal penyelamat telah dikerahkan, terdiri dari dua kapal Basarnas, dua kapal KSOP, dua kapal milik PT Raputra Jaya, dua kapal perang milik TNI AL, dan satu kapal dari unsur Polairud.

KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengangkut 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta 22 unit kendaraan.

BACA JUGA:TNI Jelaskan Alasan Kapal Induk AS USS Nimitz Melintas di Perairan Aceh

Hingga kini belum ada informasi resmi terkait jumlah korban jiwa maupun kondisi seluruh penumpang karena operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung intensif.

"ASDP menyampaikan empati yang mendalam atas musibah ini. Saat ini, kami fokus mendukung proses evakuasi dan penyelamatan yang dilakukan oleh otoritas berwenang," ujar Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin.

ASDP juga menegaskan bahwa layanan penyeberangan di lintas Ketapang–Gilimanuk dan pelabuhan lain tetap berjalan normal dengan pengawasan ketat demi menjamin keselamatan pelayaran.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap tenang, memperhatikan kondisi cuaca, dan mengikuti arahan resmi dari otoritas pelabuhan.

BACA JUGA:Rapat Pimpinan Universitas Airlangga di Kapal Bima Suci: Hadapi Ombak Selaba Lima Tahun ke Depan

“Informasi lanjutan terkait perkembangan kecelakaan dapat diperoleh dari KSOP Tanjung Wangi dan Basarnas untuk mencegah simpang siur informasi serta memastikan publik menerima data yang sah dan terverifikasi,” lanjut Shelvy.(*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Antropologi, Universitas Airlangga|

Kategori :