BACA JUGA:Surabaya Akan Punya KRL Sendiri, Proyek SRRL Masuk Tahap Desain, Fase I dari Sidoarjo ke Pasar Turi
BACA JUGA:5.051 Barang Tertinggal di Kereta pada Januari-Mei 2025, Ini Cara Lapor ke KAI
Selain itu, kata dia, proyek SRRL akan memberi manfaat langsung bagi sekitar 10 juta warga di kawasan metropolitan Surabaya.
Proyek SRRL juga sejalan dengan tiga prioritas nasional. Yakni Transformasi Ekonomi Hijau, Infrastruktur Berkelanjutan, dan Penguatan Perkotaan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Allan Tandiono menjelaskan, proses konstruksi SRRL akan dimulai secara bertahap pada 2027.
Fase A akan mencakup pembangunan jalur ganda, elektrifikasi jalur KA perkotaan, dan perbaikan stasiun. Seperti Stasiun Surabaya Gubeng, Wonokromo, Waru, Gedangan, dan Sidoarjo.
Kemudian, pembangunan fisik pada peningkatan fasilitas Depo Sidotopo, penanganan perlintasan sebidang, pembangunan flyover di titik rawan macet, dan upgrade sistem persinyalan dan telekomunikasi.
BACA JUGA:Aset Negara di Rel Kereta: Antara Warisan Masa Lalu dan Regulasi Kini
Selain infrastruktur, peningkatan kenyamanan stasiun juga dilakukan. “Beberapa stasiun akan punya dua pintu masuk: depan dan belakang,” kata Allan.
Ia berharap, pembangunan proyek ini bisa mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Sehingga lalu lintas di Surabaya dan sekitarnya lebih lancar.
Sementara itu, untuk proyek jalur ganda KA segmen Wonokromo-Sepanjang, saat ini dokumen DED (Detail Engineering Design) dari Kementerian Perhubungan sudah tersedia.
Pembangunan jalur ganda itu ditujukan untuk mengurai kemacetan di jalur kereta lintas selatan Jawa. Jalur tersebut akan meningkatkan kapasitas dan efisiensi perjalanan KA antarkota.
Allan menegaskan, kelancaran proyek SRRL butuh kolaborasi banyak pihak. Termasuk Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim, Kementerian/Lembaga, dan masyarakat setempat.
BACA JUGA:Masinis Indonesia Resmi Jalankan Kereta Cepat Whoosh
BACA JUGA:Kereta Api Jadi Primadona Mudik, Penumpang Arus Balik Membludak di Stasiun Pasar Turi Surabaya