Di Hadapan Prabowo, Presiden Brasil Tegaskan BRICS Warisi Semangat Konferensi Bandung

Senin 07-07-2025,08:40 WIB
Reporter : Meylia Muji Astutik*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyatakan bahwa BRICS merupakan kelanjutan dari semangat Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menolak dominasi kekuatan besar dunia dan mengusung prinsip multipolaritas.

Pernyataan itu disampaikan Lula saat membuka sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17, yang berlangsung di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, pada Minggu, 6 Juli 2025.

Presiden RI Prabowo Subianto turut hadir dalam forum ini, menandai keikutsertaan perdana Indonesia sebagai anggota penuh BRICS sejak 1 Januari 2025.

BACA JUGA:Pertamina NRE Perkuat Peran Strategis dalam Proyek Ekosistem Baterai Listrik, Diresmikan Presiden Prabowo

"BRICS adalah kelanjutan dari gerakan non-blok yang digagas di Bandung. Semangat Bandung hidup di dalam BRICS," tegas Lula dalam pidatonya di hadapan para kepala negara BRICS.

Lula juga menyinggung kondisi global yang dinilainya tengah menghadapi krisis multilateralisme.

Ia menyoroti ulang tahun ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang jatuh pada 26 Juni lalu sebagai momentum refleksi terhadap rapuhnya sistem kerja sama internasional.

BACA JUGA:Carlo Ancelotti Merapat ke Timnas Brazil, Xabi Alonso OTW Real Madrid ?

"Pendiriannya melambangkan kekalahan atas fasisme dan menjadi harapan dunia. Tapi saat ini, kita justru menyaksikan kehancuran multilateralisme secara terang-terangan," ungkapnya.

Menurut Lula, banyak negara BRICS kini merupakan bagian dari pendiri PBB. Ia pun mengingatkan bahwa satu dekade setelah PBB berdiri, Konferensi Bandung memperjuangkan sistem dunia yang lebih seimbang dan menolak pembagian wilayah kekuasaan global.

"Konferensi Bandung mendorong tatanan dunia yang lebih adil dan tidak berpihak," tambahnya.

BACA JUGA:Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Ingin Ciptakan Lingkungan Bisnis yang Positif

Lula menutup pidatonya dengan menegaskan posisi strategis BRICS dalam percaturan global sebagai pewaris ide-ide gerakan non-blok.

KTT BRICS ke-17 ini membahas isu-isu penting seperti konflik global berkepanjangan, reformasi tata kelola dunia, penguatan kerja sama multilateralisme, serta kolaborasi dalam bidang ekonomi, teknologi AI, lingkungan, perubahan iklim, dan kesehatan global.(*)

*) Mahasiswa Magang dari Prodi Antropologi, Universitas Airlangga|

Kategori :