BACA JUGA:Pulau Padar, Eksotika Tersembunyi di Timur Nusantara
Setelah puas, kami turun dari Bukit Perahu. Menunggu di kedai lagi. Sembari menanti jadwal turun. Bila pukul 2 hingga pukul 4 rutenya naik, maka pukul 4 hingga pukul 7 rutenya satu jalur: menurun. Baru dibuka dua akses saat masuk pukul 8 pagi.
Sebelum kembali ke penginapan, kami berhenti sejenak di Bukit Widodaren di Lautan Pasir. Sarapan kemudian berfoto bersama.
Saya mengabarkan pengalaman saya pada Rahmad Dwi, fotografer senior sekaligus pemerhati budaya Tengger asal Malang.
BACA JUGA:Eksotika Bukit Sylvia dan Pantai Wae Cicu, Labuan Bajo
Ia memberi tahu bahwa nama asli Bukit Perahu adalah Pusung Kedaloh. Nama yang dikenal oleh masyarakat setempat.
Tapi entah mengapa khalayak lebih mengenalnya sebagai Bukit Perahu. Yang jelas, destinasi itu adalah salah satu spot terbaik berburu sunrise di Bromo. (*)