Google menyebut keterbatasan itu terjadi karena proses rendering video AI membutuhkan daya komputasi sangat tinggi.
BACA JUGA:7 Aplikasi Pencatat Keuangan Terbaik di Google Play Store untuk Anak Muda
Masalah Etika dan Keamanan Tetap Diwaspadai
Google menyadari potensi penyalahgunaan teknologi tersebut. Oleh karena itu, setiap video yang dihasilkan dengan Veo 3 akan disematkan tanda air digital "SynthID", sebagai pengenal bahwa konten tersebut buatan AI.
Google Veo 3, AI yang mampu mengubah text menjadi format video. Kini, dapat mengubah foto menjadi video. --the tech insight
Selain itu, perusahaan juga menerapkan sistem pengujian ketat atau “red teaming”, untuk menghindari pembuatan konten berbahaya atau melanggar kebijakan.
Dengan peluncuran fitur foto-ke-video itu, Google terus memperkuat posisinya dalam persaingan teknologi AI generatif.
BACA JUGA:TikTok dan Instagram Menjadi Pengganti Google Bagi Gen Z
Meski fitur tersebut belum tersedia bagi semua pengguna, langkah itu menjadi sinyal kuat bahwa masa depan produksi konten digital semakin bergantung pada AI.
Lewat AI, prosesnya menjadi lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah diakses. Meski tetap membutuhkan kebijakan penggunaan yang ketat.
Kini, siapa pun yang berlangganan Gemini AI berbayar bisa mulai bereksperimen membuat video dari foto favorit mereka, hanya dengan beberapa klik. (*)