Setelah tumbuh besar dan belajar lebih banyak tentang dunia hewan, barulah semua terasa masuk akal. Ular adalah hewan karnivora sejati yang memakan tikus, katak, burung, hingga hewan kecil lainnya. Tidak ada dalam daftar menunya makanan berbentuk bunga. Apalagi tanaman herbal seperti lempuyang.
BACA JUGA:Pawai Bunga, Pelindo Angkat Legenda Nyi Roro Kidul
Jadi, bisa dipastikan bahwa anggapan bunga lempuyang adalah makanan ular hanyalah mitos masa kecil. Sebuah cerita dari masa lalu yang terdengar lucu tapi menyimpan pelajaran budaya yang kaya.
Bunga Lempuyang yang tumbuh di pekarangan atau kebun, biasa disangka sebagai tanaman makanan ular-@bumilangit.institute-Instagram
Antara Mitos, Kenangan, dan Kearifan Lokal
Sekarang, setiap melihat bunga lempuyang merah, seseorang tidak lagi takut seperti saat masih kanak-kanak.
Sebaliknya, itu mengingatkan akan masa kecil yang penuh imajinasi, petuah orang tua yang unik, dan cara masyarakat menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.
BACA JUGA:Melestarikan Kearifan Lokal Budaya Gunung Penanggungan
Mitos tentang “tanaman makanan ular” memang tidak benar secara ilmiah. Tetapi di sisi lain, ia tetap punya nilai. Yaitu sebagai bagian dari kearifan lokal dan bentuk perlindungan alami terhadap tanaman dan anak-anak sekaligus. (*)
*) Mahasiswa Magang dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga.