SURABAYA, HARIAN DISWAY- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mengumumkan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan di Jawa Timur mengalami penurunan.
Kepala Bagian Umum BPS Jawa Timur Satriyo Wibowo mengatakan, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mencapai 9,50 persen pada Maret 2025. "Atau menurun 0,60 persen poin dibandingkan September 2024," terangnya pada Jumat 25 Juli 2025.
Dengan capaian itu, penduduk di bawah garis kemiskinan di Jawa Timur sebesar 3,88 juta jiwa.
Sementara pada September 2024, jumlah penduduk miskin mencapai 3,89 juta jiwa. "Artinya, ada pengurangan jumlah penduduk miskin di Jawa Timur sebesar 17,94 ribu jiwa," terangnya.
BACA JUGA:Surabaya Jadi Contoh Reformasi Birokrasi Berbasis Pengentasan Kemiskinan
BACA JUGA:Pemprov Jatim Targetkan Kemiskinan Turun Jadi 9,10 Persen pada 2026.
Pada Maret 2025, BPS Jawa Timur telah menghitung siapa saja yang masuk kategori hidup di bawah garis kemiskinan itu. Salah satunya, jika pengeluaran perkapitanya per bulan di bawah Rp 558. 029 rupiah.
Satriyo mengatakan, ada peran komoditas makanan dan non makanan yang berpengaruh dalam penyumbang garis kemiskinan. "Dan komoditas makanan menjadi penyumbang terbesar. Yakni 76, 29 persen," paparnya.
Komoditas makanan penyumbang tertinggi adalah beras. Yang di wilayah perkotaan menyumbang 23,47 persen dan wilayah perdesaan mencapai 26,00 persen.
Komoditas makanan tertinggi penyumbang pengeluaran adalah rokok kretek filter sebesar 9,61 persen di perkotaan dan 8,76 persen di perdesaan.
Di bawah rokok, pengeluaran terbesar terjadi pada komoditas telur dan daging ayam. Di mana di perkotaan mencapai 8,00 persen dan di perdesaan mencapai 7,38 persen.
Satriyo menyebut dengan persentase itu, rokok menjadi pengeluaran terbesar kedua. Di bandingkan untuk membeli bahan makanan lain seperti daging dan telur. "Di mana rokok sebenarnya tak memberikan gizi dan kalori bagi masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jatim Restu Novi Widiani mengatakan turunnya penduduk di bawah garis kemiskinan itu karena upaya Gubernur Jawa Timur. Yang memberikan beberapa intervensi sebagai upaya pengentasan kemiskinan.
Pemprov Jawa Timur telah membuat beberapa pogram pegentasan kemiskinan itu. Di antaranya, perlindungan jaminan sosial bagi mereka yang tak produktif. "Untuk para lansia dan difabel dengan hambatan berat," paparnyi.
Intervensi juga dilakukan lewat program pemberdayaan masyarakat. Terutama bagi perempuan usia produktif pencari nafkah utama. "Lewat program kewirausahaan dan KIP Jawara," tegasnya.(*)