BTN Digitalisasi Penagihan: Chat Bot dan Decision Engine Jadi Andalan Baru

Minggu 03-08-2025,12:23 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

JAKARTA, HARIAN DISWAY – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meluncurkan Business Process Improvement (BPI) Monoline Collection, sebuah operating model baru dalam proses penagihan kredit bermasalah. Transformasi ini mengubah sistem pembinaan debitur dari sebelumnya dikelola per kantor cabang, menjadi dikelola berbasis klaster wilayah yang dikendalikan langsung dari Kantor Pusat.

Langkah strategis ini diluncurkan secara hibrid di Menara 1 BTN, Jakarta, pada Jumat, 1 Agustus 2025, dengan fokus awal pada Kantor Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Kanwil Jabalnusra) sebagai wilayah uji coba (piloting).

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya perseroan dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan inovasi bisnis berkelanjutan.

“Ini bagian dari Corporate Plan BTN 2025, khususnya optimalisasi strategi collection and recovery,” ujarnya.

BACA JUGA:Penataan Jaringan, BTN Siapkan 27 Outlet Baru Termasuk Digital Store

BACA JUGA:BTN Siapkan 30.000 Rumah Bersubsidi Untuk Nakes

Nixon menargetkan rasio kredit bermasalah (NPL gross) bisa ditekan ke level 3,04% pada akhir 2025. “Masih ada lima bulan tersisa. Dengan roll out massal model ini, kami optimistis target bisa tercapai,” katanya.

Hadapi Tantangan Makroekonomi dan Efisiensi Biaya

Menurut Nixon, sektor collection BTN menghadapi tekanan dari kondisi makroekonomi global dan domestik—seperti pasca-pandemi, inflasi, kenaikan biaya hidup, hingga PHK akibat ketegangan geopolitik dan perang dagang. Kondisi ini berpotensi memicu kenaikan kredit bermasalah.

Selain itu, biaya penagihan selama ini masih tinggi karena ongkos transportasi dan tumpang tindih tugas di kantor cabang.

“Kita ingin tingkatkan efisiensi dan produktivitas di sisi collection. Targetnya, cost of credit bisa dijaga di bawah 1,2%,” tegas Nixon.

Transformasi Menuju Bank Modern

Perbaikan sistem penagihan juga menjadi fondasi bagi transformasi BTN menjadi bank modern dengan layanan holistik. Nixon menegaskan, BTN kini bukan hanya bank KPR, tapi ingin menjadi mitra utama dalam pemberdayaan finansial keluarga Indonesia.

“Kita ingin menawarkan package produk yang lengkap. Tapi sebelum itu, kita harus perbaiki dulu sisi collection-nya,” ujarnya.

Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menambahkan, saat ini adalah momentum tepat untuk perbaikan karena kondisi makroekonomi dan kinerja bisnis relatif stabil. “Kita perbaiki ‘rumah’ saat hujan sudah reda,” katanya.

BACA JUGA:Merger Muamalat-BTN Syariah

BACA JUGA:Luncurkan Minerva, Kahuripan Nirwana bersama BTN Silakan Customer Pilih Unit Langsung

Kategori :