Tradisi yang disebut "Kerik Gigi" itu tak hanya menjadi simbol kecantikan. Tetapi juga sebagai cara mencari jati diri, menjaga dari hawa nafsu, marah, tamak, iri hati, bingung, dan mabuk.
BACA JUGA:8 Perawatan Kecantikan Pasca-Ramadan, Nomor 8 Tak Perlu Modal!
Pengerjaan Kerik Gigi dilakukan tanpa menggunakan bius. Hanya alat dari besi yang telah diasah hingga tajam. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengikir gigi berlangsung cukup lama.
3. Leher Panjang, Myanmar
Potret dua masyarakat suku Karen yang memiliki leher panjang --pinterest
Myanmar juga memiliki tradisi yang unik sebagai simbol kecantikan: leher panjang. Simbol itu telah diwariskan turun temurun dari nenek moyang ke generasi selanjutnya.
Penggunaan leher panjang dilakukan dengan melilitkan besi ke leher seorang perempuan. Tradisi itu telah dimulai dari anak-anak dan besi yang dililitkan ke leher setiap tahun akan bertambah.
BACA JUGA: No Bahan Kimia! Ini 5 Manfaat Pijat Wajah yang Bisa Jadi Alternatif Kecantikan yang Sehat dan Alami
Awalnya, tradisi itu digunakan untuk melindungi diri dari hewan buas. Karena suku tersebut mendiami pegunungan. Tetapi dalam perkembangannya, tradisi itu menjadi simbol kecantikan dan identitas budaya.
4. Tradisi Mentato Tubuh, Suku Kalinga - Filipina
Suku Kalinga, suku yang mendiami wilayah Pegunungan Cordillera, Provinsi Kalinga, Filipina itu memiliki tradisi mentato tubuh.
Baik laki-laki atau perempuan mentato tubuh mereka. Bagi perempuan, sebagai simbol kecantikan, perhiasan, dan simbol siap menikah. Sedangkan bagi laki-laki adalah simbol kejantanan.
BACA JUGA:Brand Kecantikan Lokal Mulai Runtuh: Imbas ’Fast Beauty’ yang Makin Marak?
Mentato tubuh dilakukan ketika telah beranjak dewasa. Tidak sembarang gambar yang dapat dilukis ke tubuh. Hanya gambar tertentu saja sesuai ketentuan tradisi.
Orang yang mentato juga tidak sembarangan. Hanya orang tertentu saja. Prosesnya dilakukan secara tradisional. Tentu memberikan rasa sakit luar biasa bagi tubuh.
Kecantikan memiliki maknanya sendiri. Tak hanya sekedar fisik, tetapi juga sebagai filosofi hidup, nilai-nilai sosial atau hubungan manusia dengan leluhurnya.
BACA JUGA:Menerapkan Wonyoungism dalam Gaya Hidup Sehari-hari, Tren Kecantikan Viral di Kalangan K-Pop
Memahami beragam persepsi tentang kecantikan tidak hanya menghargai perbedaan. Tetapi juga merayakan keberagaman budaya yang membentuk dunia. (*)