YOGYAKARTA, HARIAN DISWAY – Jogja Marketing Festival atau JMF 2025, di Yogyakarta, 12 Agustus 2025, berlangsung penuh inspirasi. Berbagai kiat dan strategi promosi potensi daerah dibahas para pertemuan itu.
Jogja Marketing Festival 2025, Wadah Sinergi Budaya, Teknologi, dan Inovasi Penguatan Pemasaran Daerah
Rabu 13-08-2025,08:00 WIB
Editor : Thoriq S Karim
Selain dua narasumber tersebut, Jogja Marketing Festival 2025 menggelar diskusi panel. Tema yang diangkat, New Customer Management: Membangun Loyalitas dengan Teknologi Cerdas. Pembicara yang datang Project Officer Diplomat Success Challenge (DSC) & Founder Impala Network, Muhammad Pradytio.
Penerima pengharagaan pada JMF 2025-dok.istimewa-
Dia mengungkapkan bahwa AI dapat membantu memahami pelanggan lebih baik. “Tapi tujuan bisnis harus tetap berorientsi pada penjualan yang bertanggung jawab,” ungkap Muhammad Pradytio.
Pembicara lainnya adalah Founder and Owner Museum Ullen Sentalu, KPH dr Samuel Johny Haryono Wedyodiningrat. Point yang diangkat tentang teknologi untuk memperluas jangkauan.
“ Tapi, sentuhan personal tetap menjadi kunci dalam menjaga hubungan dengan pengunjung,” ujar KPH dr Samuel Johny Haryono Wedyodiningrat.
Pada forum tersebut, Jogja Marketing Festival 2025 menganugerahkan Entrepreneurial Marketing - Campus for Impact 2025 dan Corporate for Impact 2025 kepada universitas, pelaku industri, dan pemerintah yang aktif membangun ekosistem berkelanjutan.
Selain itu, digelar pula Content Marketing Competition Awarding, hasil kolaborasi MarkPlus Institute dan ANTAM Logam Mulia. Kompetisi ini menantang peserta memecahkan studi kasus nyata dengan solusi pemasaran kreatif.
BACA JUGA:Jatim-DIY Perkuat Kolaborasi Strategis, Khofifah-Emil Bahas Promosi Pariwisata dengan Sri Sultan
Puncak inspirasi berlanjut melalui sesi Tech War or Trade War: Memahami Tantangan Baru Pemasaran. Materi tersebut disampaikan Founder & Chair of MCorp, Hermawan Kartajaya.
Isinya, tantangan geopolitik dan persaingan global di tengah pesatnya perkembangan teknologi, serta strategi adaptif yang dapat diambil pelaku usaha.
Hermawan menegaskan pentingnya peran dunia bisnis dalam mencapai Sustainable Development Goals pada 2030. Karena itu, dia mengajak pelaku bisnis, pemerintah, dan akademisi bersatu membangun ekosistem yang tangguh.
Keberhasilan di era disrupsi, tegasnya, tidak hanya bergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap teknologi. Tapi juga pada kemauan berkolaborasi lintas sektor demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.(*)
Kategori :