Forum ITMW 2025 Tegaskan Arah Baru Pariwisata Indonesia

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Founder & Chair of MCorp Hermawan Kartajaya mengabadikan momen bersama usai menghadiri forum ITMW 2025 di Sanur, Bali-Rivansky Pangau/disway.id-
DENPASAR, HARIAN DISWAY - Sejumlah pemimpin nasional, kepala daerah, dan pelaku industri pariwisata sepakat bahwa arah baru pariwisata Indonesia harus berlandaskan kualitas, keberlanjutan, dan inovasi digital.
Komitmen tersebut mengemuka dalam forum strategis The 1st Indonesia Tourism Marketing Week (ITMW) 2025 di Maya Sanur, Bali pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Forum ini menjadi wadah perumusan kebijakan lintas sektor untuk memperkuat daya saing global pariwisata nasional.
Dalam forum tersebut hadir para pengusaha di bidang pariwisata dan sejumlah pejabat. Antara lain Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Founder & Chair of MCorp, Hermawan Kartajaya, Mantan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya, President Director of InJourney Hospitality Christine Hutabarat, Wakil Gubernur Bali 2018–2023 Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati serta banyak tokoh lainnya.
Hermawan Kartajaya membuka forum dengan menekankan pentingnya sinergi antara tourism, trade, dan investment sebagai fondasi penguatan ekonomi daerah. Ia menilai Bali menjadi contoh konkret bagaimana sektor pariwisata yang kuat mampu menggerakkan perdagangan dan investasi secara berkelanjutan.
“Masa depan pariwisata tidak hanya tentang destinasi, tetapi tentang bagaimana menciptakan nilai melalui inovasi, kolaborasi, dan empati terhadap wisatawan,” ujarnya.
Hermawan menambahkan, keberhasilan Bali menerapkan konsep 5P (People, Prosperity, Planet, Peace, dan Partnership) menjadikan pulau ini inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.
Mantan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, menegaskan bahwa pariwisata merupakan sektor inti penggerak ekonomi Indonesia. Sektor ini berkontribusi besar terhadap PDB, devisa, dan lapangan kerja. Ia menyoroti pentingnya nation branding dan tata kelola destinasi berbasis data untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
“Ketika reputasi suatu daerah atau negara naik 10 persen, maka jumlah wisatawan meningkat 11 persen dan investasi naik 2 persen. Artinya, pariwisata bukan hanya soal destinasi, tetapi tentang bagaimana kita membangun reputasi dan kepercayaan,” ujar Arief.
Ia menambahkan, transformasi pariwisata nasional harus ditempuh melalui kolaborasi lintas sektor, inovasi berkelanjutan, dan akselerasi digital agar Indonesia mampu bersaing dengan Thailand dan Malaysia.
Dari kiri ke kanan, Khrisna Arya dari (GM Trip.com), Vania Susanto (Klook Indonesia), Eko Sudaryono (PLN UID Bali), dan Giovanni Alexander (Markplus Institute) dalam sesi 'AI in Tourism Marketing', Indonesia Tourism Marketing Week 2025 di Bali, Sabtu, 11-Rivansky Pangau/disway.id-
Sementara Irman Gusman, Senator RI asal Sumatera Barat, menyoroti peran kecerdasan buatan (AI) dalam mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) di sektor pariwisata. Ia menyebut masa depan industri ini akan ditopang oleh smart tourism, personalisasi perjalanan, dan teknologi imersif.
“Pariwisata kini tidak lagi hanya bertumpu pada keindahan destinasi, tetapi juga pada kemampuan memanfaatkan teknologi untuk memberikan pengalaman yang lebih mudah, cepat, dan personal,” ujarnya.
BACA JUGA:Sheraton Surabaya Meremajakan Ruang Pertemuan, Dukung Pertumbuhan Pariwisata dan MICE
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: